Pertamina EP Jajaki Konservasi Surili di Gede Pangrango • Petrominer

Surili (presbytis comate), primata endemik Indonesia, termasuk salah satu spesies yang sangat terancam punah menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature), dan dilindungi di Indonesia.

Bogor, Petrominer – PT Pertamina EP Tambun Field sukses melepasliarkan dua ekor Surili  di Cagar Alam Gunung Burangrang (CAGB), Subang, Jawa Barat, tahun 2022 lalu. Kepedulian atas pelestarian primata endemik dan habitatnya ini menjadi dasar rencana program konservasi lanjutan antara Pertamina EP Tambun Field dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).

“Fokus kolaborasi ini adalah penguatan fungsi dan kelembagaan di TNGGP, dengan Surili sebagai satwa kunci,” ungkap Senior Manager Pertamina EP Tambun Field, Totok Parafianto, Rabu (5/3).

Menurut Totok, inisiasi kerja sama ini merupakan wujud nyata dari misi Perusahaan untuk menjalankan kegiatan sektor hulu minyak dan gas yang berwawasan lingkungan. Kegiatan ini juga merupakan bentuk kepatuhan terhadap Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.1 Tahun 2021 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup aspek Konservasi Keanekaragaman Hayati.

Upaya konservasi Surili, termasuk perlindungan habitat dan pengawasan terhadap perdagangan ilegal, sangat penting untuk mencegah mereka punah. Memahami kerentanan yang mengancam eksistensi satwa langka ini, Pertamina EP Tambun Field turut mengambil peran dalam pelestarian lingkungan dengan melakukan kunjungan ke TNGGP pada Februari 2025 lalu. Kunjungan ini menjadi langkah awal kerja sama dalam program Konservasi Keanekaragaman Hayati (KEHATI) dengan fokus pada Surili.

“Kunjungan ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan memulai kerja sama yang baik dengan Balai Besar TNGGP. Kami berharap kerja sama ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar,” tutur Totok.

Kepala Balai Besar TNGGP, Adi Nurhadi, menyambut baik niat baik dari Pertamina EP Tambun Field.

“Mudah-mudahan dengan adanya kerja sama ini, kita bisa bersinergi melindungi populasi dan habitat surili di TNGGP,” ujar Adi.

Monyet Kecil

Surili atau presbytis comate adalah salah satu primata endemik Indonesia. Berpenampilan khas dengan bulu tubuh lebat berwarna coklat kemerahan atau abu-abu kehitaman. Sepintas, hewan ini terlihat seperti monyet kecil, karena karakteristik tubuhnya yang mungil dan keunikan wajah yang dipenuhi bulu halus berwarna putih atau krem di sekitar mata dan ekor panjang.

Satwa ini mahir bergerak dengan lincah, menjaga keseimbangan saat berjalan dan melompat di pepohonan tinggi. Terlepas dari gerak gesitnya, Surili dikenal sangat sensitif terhadap gangguan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Saat ini, populasi surili diperkirakan sangat terbatas dan terus menurun akibat kerusakan habitat, perburuan ilegal, dan faktor lainnya.

Berdasarkan data dari berbagai sumber konservasi, diperkirakan populasi Surili di alam liar kurang dari 1.000 ekor. Kehidupan keseharian Surili sulit diketahui karena mereka hidup di bagian hutan yang terpencil dan sulit dijangkau, serta cenderung menghindari manusia. Karena itu, Surili dikategorikan sebagai salah satu spesies yang sangat terancam punah menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature), dan dilindungi di Indonesia.