Pertamina Perkuat Posisi di Pasar Karbon Indonesia •

Kolaborasi ini melanjutkan kontribusi Pertamina NRE dalam mengelola kredit karbon yang berasal dari proyek geothermal Lahendong Unit 5&6, yang dikelola PGE di lapangan panas bumi Tompaso, Sulawesi Utara.

Jakarta, – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bersama anak perusahaannya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), menandatangani Amandemen Perjanjian Perdagangan Kredit Karbon (PPKK). Langkah strategis ini diambil untuk menuju transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia.

Penandatanganan Amandemen PPKK ini dilakukan oleh  CEO Pertamina NRE, John Anis, Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, Jum’at (13/12). Disaksikan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri.

Kolaborasi ini melanjutkan kontribusi Pertamina NRE dalam mengelola kredit karbon yang berasal dari proyek geothermal Lahendong Unit 5&6, yang berada di lapangan panas bumi Tompaso, Sulawesi Utara.

Sejak peluncuran IDXCarbon pada 26 September 2023 hingga saat ini, Pertamina NRE telah mencatatkan penjualan sebesar 862 ribu ton CO2e kredit karbon dari Lahendong Unit 5&6 untuk volume 1 dan 2. Penjualan tersebut mencapai 96 persen dari pangsa pasar kredit karbon di Indonesia dan kian memperkuat peran Pertamina NRE sebagai agregator pasar karbon di Pertamina Group.

Melalui perjanjian baru tersebut, Pertamina NRE akan melakukan penjualan kredit karbon sebesar 390 ribu ton CO2e untuk volume 3.

Dalam sambutannya, Simon menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi  yang dilakukan untuk mendukung Net Zero Emission. Apalagi, Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, mulai dari matahari sepanjang tahun, hutan luas, hingga geothermal dan hydrogen.

“Saya sangat mengapresiasi kerja keras ini yang tentunya akan sangat bermanfaat dalam mendukung pemerintah untuk terus mendorong sektor energi kita maju ke transisi energi hijau. Dan tentunya suatu saat kita akan swasembada energi,” ungkapnya.

Semntara John Anis menyampaikan bahwa Pertamina NRE tidak hanya fokus pada geothermal, tetapi juga akan memperluas portofolio bisnis karbon melalui proyek biogas, gas to power, dan solusi berbasis alam (nature-based solutions) di masa depan.

“Tidak saja untuk kegiatan bisnis, bahkan untuk kegiatan sehari-hari, seperti event-event atau seminar kami juga meng-offset emisi karbonnya sehingga dapat disebut carbon neutral event,” ungkapnya.