PLN Nusantara Power Modifikasi Cuaca untuk Optimalkan Produksi PLTA •
PLTA Tonsealama di Desa Tonsea Lama, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa. PLTA dengan kapasitas 14,38 MW ini beroperasi sejak tahun 1923 dan menjadi sumber energi bagi kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo).
Minahasa, – PT PLN Nusantara Power (PLN NP) Unit Pembangkitan (UP) Minahasa melakukan penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berbasis drone untuk meningkatkan produksi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Kegiatan dengan menggandeng Pemerintah Kabupaten Minahasa ini digelar, Rabu (6/11) lalu.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menjelaskan upaya modifikasi cuaca ini diambil sebagai respons dalam memastikan keandalan produksi listrik pada PLTA Tonsealama dan PLTA Tanggari. Kinerja kedua PLTA tersebut dilaporkan hanya 70 persen dari produksi normal akibat musim kemarau ekstrem dan pertumbuhan eceng gondok di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano.
“Pemanfaatan TMC ini sangat penting untuk memastikan volume air waduk di DAS Tondano tercukupi, ungkap Ruly, Senin (11/11).
Lebih lanjut, dia menjelaskan penerapan TMC menggunakan metode Drone Rotary (extended GBG) dengan bahan semai serbuk mikropartikel higroskopis di atas sekitar DAS Tondano. Langkah ini diharapkan bisa menambah volume air waduk di DAS Tondano. Dengan begitu, produksi listrik PLTA Unit Pembangkitan Minahasa bisa meningkat.
Metode TMC dengan menggunakan drone sebagai extended GBG ini dinilai cocok diterapkan di danau Tondano. Pasalnya, danau tersebut terletak di jalur penerbangan yang cukup padat. Selain itu, Danau Tondano juga tidak terlalu luas sehingga penerapan metode TMC dengan pesawat kurang efektif.
Selain itu, PLN NP UP Minahasa juga bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi menerapkan metode biological control untuk menekan pertumbuhan eceng gondok yang menghambat aliran air ke PLTA.
Dengan penerapan TMC dan pengendalian eceng gondok, diharapkan produksi listrik dari PLTA di Minahasa dapat kembali optimal, sehingga pasokan listrik bagi masyarakat tetap terjaga. Upaya ini juga menunjukkan komitmen PLN NP dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan energi di Indonesia.
Asisten II Bupati Minahasa, Arody Tangkere, menyambut baik inisiatif ini dan menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial dalam penerapan teknologi tersebut.
“Danau dan sungai Tondano memiliki peran yang sangat vital dalam mendukung operasional PLTA di Minahasa serta memenuhi kebutuhan listrik di wilayah ini. Oleh karena itu, riset yang diluncurkan hari ini menjadi momentum penting yang diharapkan mampu memberikan solusi konkret bagi masalah iklim dan cuaca yang tidak menentu,” ungkap Arody.