PUSKEPI: Proyek OBVITNAS Jangan Diganggu •

Sofyano Zakaria.

Jakarta, – Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI) mengajak semua pihak untuk mendukung pembangunan proyek obyek vital nasional (OBVITNAS). Apalagi, proyek tersebut sangat strategis dan berperan besar dalam membantu ketahanan energi nasional.

Direktur PUSKEPI, Sofyano Zakaria, menyebutkan saat ini ada sejumlah pembangunan proyek OBVITNAS yang sedang berjalan di berbagai lokasi Indonesia. Salah satunya adalah pembangunan Terminal LPG Tuban di Jawa Timur.

“Pembangunan infrastruktur terutama infrastruktur energi seperti terminal LPG merupakan hal yang sangat strategis dan berperan besar dalam membantu ketahanan energi nasional. Apalagi, kebutuhan LPG di Indonesia terus meningkat,” ujar Sofyano, Jum’at (8/11).

Berdasar data, kebutuhan LPG nasional mencapai 7 juta metrik ton per tahun. Sebagian besar kebutuhan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri.

Menurutnya, pembangunan terminal LPG berbeda dengan pembangunan obvitnas lain. Hal ini mengingat LPG merupakan gas yang butuh penanganan khusus guna memastikan keamanan dan keselamatan.

“Dalam pembangunan terminal LPG, selain aspek tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), aspek asset integrity harus menjadi prioritas. Ini tidak bisa sembarangan, mengingat pentingnya kehadiran terminal LPG dalam rantai ketahanan energi nasional,” tegas Ketua Asosiasi Pengamat Energy Indonesia (APEI) ini.

Karena itulah, Sofyano minta agar pembangunan terminal LPG Tuban yang sedang dilakukan oleh anak usaha Pertamina ini harus didukung oleh semua pihak. Dan jangan dirong-rong sehingga menganggu proses pembangunannya.

Sebelumnya diberitakan, PT Pertamina Energi Terminal (PET) sedang membangun terminal LPG di Tuban Jawa Timur. Pembangunan terminal tersebut sudah memenuhi aspek TKDN sebesar 33,23 persen, lebih tinggi dari aturan pemerintah yang sebesar 30 persen.

Terminal LPG Tuban akan berperan sebagai hub terminal utama untuk distribusi LPG ke wilayah timur Indonesia. Terminal tersebut diproyeksikan bisa melayani hingga 40 persen kebutuhan LPG nasional, menjamin ketersediaan energi dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.