Rebranding Startup For Industry untuk Akselerasi Industri 4.0 •
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut, Dini Hanggandari.
Jakarta, – Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) berkomitmen untuk menjadikan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dalam negeri dapat mengimplementasikan berbagai jenis teknologi. Salah satunya melalui pembinaan pelaku startup berbasis teknologi agar dapat dipertemukan dan dimitrakan dengan pelaku IKM.
Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, mengatakan IKM diharapkan dapat mengimplementasikan berbagai jenis teknologi tepat guna, baik dari aspek produksi, manajemen hingga pemasaran. Ini diperlukan untuk peningkatan kapasitas dan kualitas IKM.
“IKM memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, namun masih menghadapi tantangan dalam adopsi teknologi. Program Startup for Industry hadir untuk menjembatani kebutuhan IKM akan solusi teknologi inovatif,” ungkap Reni usai meresmikan booth dan meluncurkan rebranding Startup4Industry (S4I), Senin (23/12).
Dia menjelaskan, pihaknya melakukan rebranding program S4I yang telah berjalan selama enam tahun menjadi sebuah ekosistem solusi teknologi yang terintegrasi bernama Startup for Industry (SFI). Langkah strategis ini diambil untuk mengakselerasi transformasi teknologi di sektor industri, khususnya bagi IKM, guna meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Rebranding Startup for Industry menjadi ekosistem solusi teknologi menandai fokus baru program ini, yaitu membangun jaringan kolaborasi yang lebih luas. Ekosistem ini didesain untuk memfasilitasi kolaborasi dalam pengembangan dan implementasi solusi teknologi multidisiplin yang terintegrasi.
“Kami mengajak seluruh stakeholder seperti perguruan tinggi, lembaga riset, pemerintah daerah, asosiasi, dan pelaku industri untuk bergabung dalam ekosistem ini,” tegas Reni.
Menurutnya, Startup for Industry memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang diprediksi mencapai US$ 90 miliar di tahun 2024. Kemenperin pun mendorong startup untuk berperan aktif dalam menyediakan solusi teknologi bagi pemerintah dan masyarakat.
Startup for Industry
Dalam kesempatan yang sama, Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut, Dini Hanggandari, menjelaskan Startup for Industry telah menunjukkan hasil positif sejak diluncurkan tahun 2018. Program ini telah menghubungkan 1.319 startup dengan 1.927 pelaku industri dan 80 investor baik dalam maupun luar negeri.
“Kolaborasi lintas sektor menjadi hal yang sangat penting dalam mendukung kesuksesan program Startup for Industry. Ekosistem solusi teknologi yang kuat akan terwujud melalui kerja sama antara startup, IKM, pemerintah, akademisi, dan investor,” ungkap Dini.
Lebih lanjut, dia menjelaskan startup memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Karena itulah, startup harus berperan aktif dan mendukung pemerintah dalam menyediakan solusi teknologi yang mampu mengatasi permasalahan di masyarakat.
“Startup for Industry tidak hanya menyediakan solusi teknologi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan pembangunan smart city. Kolaborasi dengan perguruan tinggi, lembaga riset, dan pemerintah daerah akan memperkaya ekosistem ini,” jelas Dini.