Rumah Tangsi: Dari rumah taipan timah hingga surga warisan kuning PM tempat para pemimpin memecahkan roti
KUALA LUMPUR, 16 Jan — Baru-baru ini, sebuah rumah besar dua lantai di sepanjang Jalan Kinabalu menarik perhatian setelah Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim mengadakan acara makan di sana untuk mengunjungi para pemimpin negara tetangga.
Dikenal sebagai Rumah Tangsi, rumah istimewa ini, dengan eksterior kuning cerah dan arsitektur bergaya Eropa, merupakan salah satu dari sedikit bangunan warisan budaya yang tersisa di Kuala Lumpur yang telah teruji oleh waktu.
Nama Rumah Tangsi diambil dari lokasinya di Jalan Tangsi.
Kata “Tangsi”, yang berarti barak dalam bahasa Melayu, mengacu pada sejarah kolonial di kawasan tersebut, ketika jalan tersebut – yang sebelumnya bernama Jalan Barak – menjadi tempat barak polisi dan gedung gudang senjata.
Menurut Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL), Rumah Tangsi, juga dikenal sebagai Loke Hall, awalnya dibangun pada tahun 1903 untuk Loke Chow Kit, seorang tokoh terkemuka di industri pertambangan Kuala Lumpur selama booming penambangan timah. — Gambar oleh Choo Choy May
Asal Usul Rumah Tangsi
Menurut Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL), Rumah Tangsi, juga dikenal sebagai Loke Hall, awalnya dibangun pada tahun 1903 untuk Loke Chow Kit, seorang tokoh terkemuka di industri pertambangan Kuala Lumpur selama booming penambangan timah.
Namun, Loke dan keluarganya tidak lama tinggal di mansion tersebut.
Pada tahun 1909, hotel ini diambil alih oleh Empire Hotel Company Ltd dan diubah menjadi hotel.
Pada tahun 1919, bangunan ini direnovasi dan berganti nama menjadi Peninsular Hotel, yang berfungsi sebagai landmark terkenal di kota yang sedang berkembang.
Menyadari signifikansi budaya dan sejarahnya, Rumah Tangsi dikukuhkan sebagai Situs Warisan Nasional pada tahun 2012 setelah menjalani restorasi selama hampir dua tahun. — Gambar oleh Choo Choy May
Pada tahun 1973, Institut Arsitek Malaysia (PAM) pindah ke gedung tersebut dan mempertahankannya hingga tahun 2012, ketika organisasi tersebut pindah.
Menyadari signifikansi budaya dan sejarahnya, Rumah Tangsi dikukuhkan sebagai Situs Warisan Nasional pada tahun 2012 setelah menjalani restorasi selama hampir dua tahun.
Saat ini, bangunan ini berdiri sebagai bagian dari Proyek Pelestarian Bangunan Warisan DBKL, yang mencerminkan komitmen dewan kota untuk menjaga sejarah Kuala Lumpur yang kaya dan beragam.
Biro Pariwisata Kuala Lumpur yang terletak di Jalan Tangsi, bertempat di sebuah bangunan peninggalan yang dikenal sebagai Lot 11. Disebut juga 11 Tangsi. — Gambar oleh Choo Choy May
Fungsi Rumah Tangsi
Rumah Tangsi kini berfungsi sebagai ruang acara serbaguna, menyelenggarakan pernikahan, pertemuan bisnis, pameran, seminar, acara budaya dan seni, serta pasar pembuat.
Rumah besar ini juga menjadi tempat pilihan untuk pertemuan tingkat tinggi.
Awal bulan ini, perdana menteri mengadakan dua acara penting di Rumah Tangsi.
Saat ini, bangunan ini berdiri sebagai bagian dari Proyek Pelestarian Bangunan Warisan DBKL, yang mencerminkan komitmen dewan kota untuk menjaga sejarah Kuala Lumpur yang kaya dan beragam. — Gambar oleh Choo Choy May
Pada tanggal 6 Januari, ia menyambut makan malam Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dan mengadakan diskusi tertutup yang berfokus pada peningkatan hubungan bilateral antara kedua negara.
Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Januari, Rumah Tangsi menjadi tempat makan siang untuk menghormati Presiden Indonesia Prabowo Subianto.