Sampai Juni 2023, Penjualan NCKL Naik 89 Persen •
Karyawan PT Halmahera Persada Lygend, entitas asosiasi PT TBP Tbk, tengah melakukan proses pemuatan produk Nikel Sulfat ke dalam kapal pengangkut.
Jakarta, – PT Trimegah Bangun Persada Tbk dan entitas anak (kode saham: NCKL) membukukan penjualan sebesar Rp 10,2 triliun pada semester I tahun 2023. Capaian ini naik 89 persen dibandingkan catatan penjualan sebesar Rp 5,4 triliun di semester I tahun 2022.
Kenaikan penjualan yang signifikan ini merupakan hasil dari upaya NCKL yang melakukan ekspansi peningkatan kapasitas produksi secara berkelanjutan, baik dari lini produksi HPAL maupun lini produksi RKEF. NCKL merupakan perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel terintegrasi yang memiliki kemampuan hulu dan hilir di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara,
“Perseroan juga mencatatkan sejarah sebagai perusahaan pertama di Indonesia dan terbesar di dunia (dalam kapasitas produksi), yang berhasil memproses MHP menjadi produk turunan lebih lanjut berupa Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat, yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan ternary precursor, yang diperlukan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik berbasis nikel,” ujar Corporate Secretary NCKL, Franssoka, dalam siaran pers yang diterima PETROMINER, Rabu (2/8).
Pabrik Nikel Sulfat telah berproduksi secara komersial dengan kapasitas produksi sebesar 240.000 ton Nikel Sulfat per tahun, sedangkan unit Kobalt Sulfat sedang dalam proses uji coba produksi. NCKL juga telah melakukan ekspor perdana Nikel Sulfat sejumlah 5.800 ton Nikel Sulfat pada akhir semester I-2023.
Dari lini produksi refinery High Pressure Acid Leach (HPAL), NKCL mencatatkan kenaikan penjualan MHP menjadi 23.969 ton kandungan nikel di semester I-2023, atau bertumbuh 22 persen dibandingkan semester I-2022. Perusahaan ini juga membukukan kenaikan volume penjualan feronikel menjadi 37.756 ton kandungan nikel di semester I-2023, atau naik 171 persen dari 13.910 ton kandungan nikel di semester I-2022.
Untuk tahun 2023, NKCL mentargetkan produksi 50.000 – 52.000 ton kandungan nikel untuk produk MHP dan 90.000 ton kandungan nikel untuk produk feronikel. Perusahaan ini juga mempunyai rencana untuk mengkonversi sebagian produk MHP menjadi Nikel Suflat dan Kobalt Sulfat di tahun 2023.
Meski harga nikel secara global melemah sejak akhir tahun 2022, NKCL berhasil membukukan laba bruto Rp 3,5 triliun, atau naik 17 persen dibandingkan Rp 3,0 triliun yang diraih pada semester I-2022. Laba usaha meningkat 13 persen menjadi Rp 3,07 triliun dari Rp 2,71 triliun di semester I-2022.
“Sedangkan, laba periode berjalan naik 2 persen menjadi Rp 3,21 triliun dari Rp 3,16 triliun di semester I-2022,” jelas Franssoka.