Siap Perkuat Pasokan Nasional, Pembangunan Terminal LPG Tuban Ontrack •

Progres pembangunan Terminal LPG Refrigerated Tuban, Jawa Timur.

Tuban, – PT Pertamina International Shipping (PIS) memastikan proyek pembangunan Terminal LPG Refrigerated Tuban di Jawa Timur berjalan sesuai dengan target atau ontrack. Proyek strategis Pertamina ini tengah memasuki pembangunan tahap dua, dan siap untuk memenuhi 40 persen pasokan LPG nasional di tahun 2026 mendatang.

CEO PIS, Yoki Firnandi, memaparkan proyek Terminal LPG Tuban dikelola anak usaha PIS, yakni PT Pertamina Energy Terminal (PET). Tidak hanya itu, PET juga telah diberi mandat untuk mengelola terminal-terminal energi strategis di Indonesia.

“Terminal LPG Tuban ke depannya memegang peranan besar dalam ketahanan energi karena akan melayani sebanyak 40 persen permintaan LPG nasional khususnya untuk area Indonesia bagian timur,” ujar Yoki, Selasa (19/9).

Tahap pertama proyek pembangunan Terminal LPG Refrigerated Tuban telah rampung akhir tahun lalu. Saat ini, proyek strategis Pertamina ini tengah memasuki pembangunan tahap dua.

Progres pembangunan tersebut, menurutnya, lebih cepat dari target. Terminal dengan kapasitas mencapai 93.000 MT dibangun dengan bertahap. Tahap pertama yang berlangsung sejak tahun 2019 hingga akhir tahun 2022 lalu berupa persiapan lahan dan tangki.

Sementara tahap 2, yang dimulai sejak Februari 2023 lalu, digarap dengan skema kerja sama operasi (KSO) bersama dengan PT Wijaya Karya dan PT JGC Indonesia. Dalam tahapan ini, dilakukan pembangunan terminal sisi darat dan dermaga.

Terminal LPG ini akan menjadi hub suplai LPG ke wilayah Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan, dan Sulawesi. Fasilitas ini bakal menggantikan peran duat unit Very Large Gas Carrier (VLGC) yang saat ini difungsikan sebagai floating storage.

“Dengan beroperasinya terminal LPG Tuban ini tentunya distribusi energi akan lebih efisien dan lebih menjamin safety dan pasokan yang lebih terjamin,” ujar Yoki.

Tidak hanya itu, pembangunan terminal ini juga tercatat menyerap tenaga kerja hingga sebanyak 1142 orang selama proyek berlangsung, serta penyerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) proyek ini sebesar 33,23 persen.

Kehadiran infrastruktur strategis ini, ditambah dengan penyerapan tenaga kerja dan optimalisasi TKDN dalam pembangunannya, diyakini membantu menggerakkan perekenomian nasional. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendongkrak peringkat daya saing Indonesia dalam Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Index dari peringkat 44 ke peringkat 34 pada tahun 2022.