Tahun Depan, SUN Energy Bakal Pasang PLTS Atap 150 MW •
SUN Energy telah memasang sistem PLTS dengan kapasitas 3,1 MWp di atap pabrik KIA Keramik di Karawang, Jawa Barat.
Jakarta, – SUN Energy terus berupaya memperluas operasional sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada sektor komersial dan industrial. Setelah di tahun 2023 ini sukses menyelesaikan beberapa proyek PLTS penting di beberapa jenis industri di Pulau Jawa, tahun depan perusahaan ini memperluas penetrasinya di wilayah Sulawesi dan Kalimantan.
Deputy CEO SUN Energy, Dion Jefferson, mengemukakan bahwa sejak tahun 2019 pihaknya mencatatkan tren peningkatan aset PLTS secara signifikan. Diawali dengan 3 MWp, kemudian di tahun 2020 naik menjadi 16 MWp. Lalu di tahun 2021 kembali tumbuh menjadi 41 MWp dan pada tahun 2022 naik menjadi 60 MWp.
“Di tahun ini, SUN Energy akan merealisasikan pemasangan PLTS sebesar 100 MWp dan di tahun 2024 target penambahan kapasitas aset PLTS sebesar 150 MWp,” ungkap Dion, Serlasa (11/12).
Menurutnya, pertumbuhan bisnis ini didorong semakin ramainya pelanggan komersial dan industri (C&I) yang memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi bersih. Realisasi pemasangan PLTS di sepanjang tahun 2023 mencapai 100 Megawatt peak (MWp) di sektor C&I.
Lebih lanjut, Dion menjelaskan bahwa SUN Energy terus berupaya memperluas operasional sistem PLTS pada sektor komersial dan industri, baik dari segi wilayah maupun jenis industri. Langkah ini juga diiringi dengan sejumlah inovasi dan teknologi yang ditawarkan kepada para pelanggan dalam menyediakan sistem PLTS.
Di tahun 2023, SUN Energy sukses menyelesaikan proyek PLTS Atap terbesar di Indonesia hingga saat ini. PLTS tersebut terpasang di Grup Asia Pulp Paper (APP). Di PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk., terpasang PLTS berkapasitas 9,8 MWp. Sementara dengan PT Indah Kiat Tbk. (IKPP), terpasang di beberapa wilayah operasinya, yakni Serang berkapasitas 7.910 kWp dan Serpong berkapasitas 863,5 kWp.
Selain industri pulp dan kertas, ada sejumlah jenis industri baru yang mulai memanfaatkan sistem PLTS bersama SUN Energy. Industri Cold Chain ‘makanan olahan’ PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk dan PT Panca Mitra Multiperdana Tbk. jasa transportasi PT Blue Bird Tbk., industri manufaktur sabun PT Orson Indonesia, Industri perpipaan PT Rusli Vinilon Sakti (Grup Vinilon), industri petrokimia, serta industri elektronik Polytron Indonesia
“Di tahun depan, SUN Energy menargetkan pemasangan PLTS Atap akan semakin tinggi yakni 150 MWp,” ujar Dion.
Dia mengaku optimistis target tersebut bisa tercapai karena sudah ada beberapa kemitraan yang terjalin di tahun ini. Kerja sama tersebut akan menjadi katalis bisnis SUN Energy di tahun depan.
Contohnya, SUN Energy menjalin kerja sama dengan PLN Icon Plus dalam rangka pengembangan proyek PLTS. Keduanya menyepakati rencana kerja sama penyediaan sistem fotovoltaik di berbagai sektor, sistem manajemen energi, serta pengelolaan dan perdagangan karbon.
SUN Energy juga telah meresmikan perusahaan patungan (joint venture) bersama Sojitz Corporation untuk meningkatkan penetrasi pemasangan PLTS di perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Salah satu yang telah disepakati, SUN Energy akan memasang PLTS Atap di pabrik yang berada di Kawasan Industri Deltamas di Cikarang di mana potensi bisa mencapai 100 MW.
“Kita sudah MoU dengan beberapa perusahaan di Kawasan Industri Deltamas sekitar 12 MW di tahun ini tetapi belum terpasang. Instalasi akan dilakukan tahun depan. Rencana kami akan memasang 20 MW sehingga sisa 8 MW akan kami cari,” ujarnya.
Tidak hanya itu, SUN Energy juga akan memperluas penetrasi sistem PLTS sektor industrial dan komersial di Sulawesi dan Kalimantan. Perusahaan ini juga akan menambah portofolio instalasi sistem PLTS ke jenis industri lain seperti semen yang akan dioperasikan pada tahun 2024.
“Kami juga terus membuka peluang kemitraan strategis seperti Joint Venture,” tegas Dion.