Tekan Emisi Karbon, Pertamina Optimalkan EBT dan Bioenergi • Petrominer

SVP Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza, menunjukkan produk bioethanol usai acara Talkshow Green Energy yang merupakan bagian acara Beyond Zero Carbon Neutrality (CN) Mobility Event, Jum’at (14/2).

Jakarta, Petrominer – Pertamina telah menyiapkan berbagai upaya dalam merespons komitmen target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060. Di antaranya dengan terus mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) serta BBM yang lebih ramah lingkungan.

Hal itu diungkapkan Senior Vice President (SVP) Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza, saat menjadi pembicara dalam acara Carbon Neutrality and Mobility Event yang diselenggarakan Toyota Indonesia di Gambir Expo Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Jum’at (14/2). Kegiatan ini berbarengan dengan event Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025.

Oki memaparkan, Pertamina telah menyiapkan ‘masa depan’ bagi sektor energi di Indonesia. Mulai dari strategi menekan angka emisi, hingga memastikan keamanan dan ketahanan energi di tanah air. Namun ini perlu dukungan kebijakan dan insentif untuk dapat menciptakan ekosistem biofuel yang berkelanjutan dan terjangkau masyarakat.

Dia juga memastikan Pertamina selalu melakukan yang terbaik agar harga energi tersebut tetap affordable dan terjangkau masyarakat Indonesia.

Sementara dari sisi produk, Oki menjelaskan bahwa Pertamina terus mengembangkan bioenergi guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Setidaknya tiga produk yang dikembangkan Pertamina. Pertama, bioetanol yang dicampurkan dengan gasoline. Kami juga punya HVO atau renewable diesel yang menjadi campuran untuk diesel. Ketiga, Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk bisnis aviasi,” ungkapnya.

Sejalan dengan itu, Pertamina juga terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Termasuk juga dalam me-recycle baterai kendaraan listrik. Pertamina juga telah menyiapkan ekosistem energi masa depan lainnya, seperti hidrogen.

“Untuk hidrogen ini kami ada beberapa aktivitas terutama di sektor produksinya. Kami berusaha untuk memproduksi green hydrogen di Ulubelu dengan kapasitas 100 kg per hari, dan  kita menyiapkan proyek untuk SPBU hidrogen. Namanya Hydrogen Refueling Station,” jelas Oki.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengapresiasi langkah Pertamina yang terus mengembangkan BBM lebih ramah lingkungan. Baik dari sisi pengembangan SAF maupun implementasi program pemerintah seperti B40.

“Di sektor penerbangan Pertamina sudah ada biofuel yang disebut SAF. Selain itu, program B40 sudah berjalan dengan baik per hari ini (14/2) program mandatory B40 sudah tersalurkan sekitar 12 juta kilo liter. Kami sangat mengapresiasi implementasi biofuel yang telah dilakukan Pertamina,” papar Eniya.