Telah Hadir, Buku “Inklusi Energi Profesor Subroto” •
”Inklusi Energi Profesor Subroto” adalah suatu mosaik indah kumpulan tulisan dari puluhan penulis dengan ragam latar belakang, lintas sektor, lintas generasi.
Jakarta, – Bimasena dan Medco Foundation telah menerbitkan sebuah buku untuk mengenang sekaligus sebagai wujud rasa hormat dan tanda cinta kepada Profesor Subroto. Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari puluhan penulis dengan ragam latar belakang, lintas sektor dan generasi yang berupaya menghidupkan substansi gagasan dari pemikiran Profesor Subroto.
Widyawan Prawiraatmadja, salah satu editor buku tersebut, mengatakan penyusunan buku ini merupakan manifestasi dari rasa hormat, kagum, bangga sekaligus tanda cinta kepada Pak Broto, panggilan akrab Profesor Subroto, dari para penulis artikel yang telah bersedia berkontribusi. Hasilnya adalah suatu bunga rampai mosaik indah yang mencerminkan inklusivitas Pak Broto.
“Inklusi Energi Profesor Subroto adalah suatu mosaik indah kumpulan tulisan dari puluhan penulis dengan ragam latar belakang, lintas sektor, lintas generasi. Mereka menghidupkan substansi gagasan, baik dari interaksi langsung maupun terinspirasi dari pemikiran Pak Broto, yang relevan dan kontekstual sebagai rujukan bagi berbagai pihak, dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ungkap Widyawan dalam peluncuran buku tersebut, Kamis (26/9) malam.
Dia menjelaskan, Pak Broto adalah seorang tokoh yang hingga akhir hayatnya mencurahkan energi untuk Indonesia. Dikenal sebagai ”Begawan Energi,” Pak Broto memiliki jejak panjang turut membangun Indonesia sebagai pejuang kemerdekaan, mengabdikan ilmunya sebagai guru besar bidang ekonomi, menjadi Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi periode 1973-1978, Menteri Pertambangan dan Energi periode 1978-1988, dan Sekjen OPE periode 1988-1994, hingga duduk sebagai penasihat di berbagai perusahaan.
“Pak Broto juga aktif sebagai penggiat masyarakat madani, antara lain dengan mendirikan Bimasena, sebuah perkumpulan Masyarakat Pertambangan dan Energi; Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi; serta Yayasan Bangun Bina Anak Indonesia,” ucap Widyawan.
Menurutnya, Pak Broto memiliki inspirasi besar agar Indonesia bisa menjadi negara maju, dengan perekonomian yang berkelanjutan dan kesejahteraan merata, ketika negara ini genap berusia seabad di tahun 2045. Untuk mencapai visi besar itu, Pak Broto meyakini diperlukan cara pandang yang inklusif agar kita bisa menjawab tantangan bersama, antara lain perancangan kebijakan publik yang berintegritas, tantangan krisis iklim, transisi energi yang berkeadilan, penguasaan teknologi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Sebuah sumber inklusi energi yang berpendar bukan hanya pada masa kini, melainkan juga hingga masa depan,” kenang Widyawan terhadap Pak Broto.