Warga Tugu Selatan Ikut Simulasi Kebencanaan melalui Virtual Reality •
Melalui media VR, para siswa SD Negeri 01 Tugu Selatan mendapatkan edukasi mengenai hal-hal mendasar ketika menghadapi potensi bencana, seperti mengenal titik evakuasi, benda-benda berbahaya yang harus dihindari, serta langkah-langkah yang harus dilakukan.
Jakarta, – PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui Integrated Terminal Jakarta mengadakan Kegiatan Edukasi Tanggap Kebencanaan menggunakan Virtual Reality (VR) di Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, pada 26-27 September 2024. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang menyasar kelompok rentan, seperti siswa sekolah dasar, ibu hamil, dan penyandang disabilitas.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, mengatakan melalui edukasi kebencanaan dengan media VR ini, diharapkan peserta dapat memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam situasi darurat.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta dalam membekali masyarakat, khususnya kelompok rentan, dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat menyelamatkan nyawa saat terjadi bencana. Kami berharap program edukasi ini tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, tetapi juga mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujar Eko, Jum’at (27/9).
Menurutnya, kesuksesan kegiatan ini juga didukung oleh Kampung Siaga Bencana, sebagai mitra binaan PT Pertamina Patra Niaga, yang aktif memberikan edukasi terkait kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, serta mendukung program tanggap darurat di wilayah Tugu Selatan.
Pada hari pertama, kegiatan edukasi melibatkan lebih dari 50 siswa dari SD Negeri 01 Tugu Selatan. Melalui media VR, para siswa mendapatkan edukasi mengenai hal-hal mendasar terkait ketika menghadapi potensi bencana, seperti mengenal titik evakuasi, benda-benda berbahaya yang harus dihindari, serta langkah-langkah yang harus dilakukan dalam situasi darurat.
“Selama kegiatan berlangsung, murid-murid menunjukan antusias mengikuti acara yang didukung penuh oleh pihak sekolah,” ungkap Eko.
Dengan menggunakan teknologi VR memungkinkan siswa memahami materi kebencanaan dengan lebih efektif, berkat pengalaman visual yang interaktif. Selain itu, sesi edukasi ini juga diselingi dengan kuis interaktif yang mana membuat acara semakin seru dan membantu memperkuat pemahaman siswa.
Di hari kedua, acara dilanjutkan dengan edukasi bagi ibu hamil dan penyandang disabilitas tuna rungu di Kelurahan Tugu Selatan. Edukasi bagi ibu hamil berfokus pada upaya menjaga keselamatan diri dan janin, sementara untuk penyandang tuna rungu, informasi disampaikan dengan metode yang telah disesuaikan.
“Dengan menggunakan VR sebagai media edukasi dalam kegiatan ini dapat mempermudah peserta dalam memahami tindakan preventif terhadap bencana secara interaktif dan mendalam,” jelasnya.