Agresif Eksplorasi, PHE Catat Produksi Lebih dari 1 Juta BOEPD •

Jack up rig Emerald Driller di lokasi PHE OSES di offshore utara Jawa.
Jakarta, – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) terus membuktikan kinerja yang optimal dan cemerlang. Capaian ini berkat strategi utama Subholding Upstream Pertamina ini dalam mengelola baseline produksi, meningkatkan production growth melalui rencana kerja dan merger & acquisition, serta meningkatkan reserve & resource growth dengan selalu mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).
“Kami bersyukur dengan seluruh pencapaian tersebut. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan yang senantiasa mendukung kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar,” ujar Direktur Utama PHE, Chalid Said Salim, Rabu (14/8).
Chalid menjelaskan sepanjang Semester I-2024, PHE mencatatkan produksi migas sebesar 1,05 juta BOEPD (barel setara minyak per hari). Dengan rincian, produksi minyak 556 ribu BOPD (barel minyak per hari) dan produksi gas 2,86 miliar SCFD (standar kaki kubik per hari). Peningkatan produksi ini berasal dari berbagai aktivitas antara lain pengeboran, workover, perawatan sumur dan S/EOR.
Hingga Juni 2024, PHE mampu menyelesaikan kerja pengeboran 6 sumur eksplorasi dan 334 sumur pengembangan. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini juga telah melaksanakan workover sebanyak 476 sumur dan 17.436 well services, dibanding periode yang sama tahun 2023.
PHE juga mencatatkan akuisisi survei seismik 2D sepanjang 198 km pada kegiatan seismik 2D Amalia di Sumatera Selatan. Seismik 3D juga mengalami peningkatan pesat hingga 413 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di mana hingga Juni 2024, tercatat realisasi akuisisi seismik 3D seluas 1.978 km2.
“Survei seismik 3D didominasi oleh kegiatan di wilayah timur Indonesia. Antara lain survei 3D Seram di Maluku dan survei 3D Bone di perairan Sulawesi yang merupakan akuisisi seismik di area terbuka sebagai salah satu komitmen kerja PHE dengan pemerintah,” paparnya.
Lebih lanjut, Chalid menyampaikan bahwa PHE akan terus berupaya menggali potensi dari berbagai aspek untuk pencapaian target yang telah ditentukan. Hingga Juni 2024, PHE telah menemukan cadangan migas terbukti (P1) sebesar 93 juta BOE (barel setara minyak). Temuan ini terdiri dari cadangan minyak mentah sebesar 41 juta BO (barel minyak) dan cadangan gas sebesar 305 juta SCF (standar kaki kubik).
“Awal tahun ini, pengeboran eksplorasi berhasil menemukan sumberdaya migas baru pada pengeboran Sumur Anggrek Violet (AVO)-001 di Sumatera Selatan, sumur Pinang East (PNE)-1 di Riau dan sumur Julang Emas (JLE)-001 di Sulawesi Tengah,” jelasnya.
Sementara itu, dalam memperkuat komitmen menuju net zero emission, PHE telah melakukan penandatanganan kerjasama Carbon Capture dengan ExxonMobil untuk pengembangan CCS Hub Asri Basin. Ini merupakan potensi penyimpanan CO2 dan merupakan peluang bisnis baru dalam program Dekarbonisasi di Asia tenggara.
“Kerjasama ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan emisi karbon sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi melalui investasi, pembukaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan bagi negara,” jelas Chalid.
Selain dengan ExxonMobil, PHE juga telah melaksanakan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Penjajakan Potensi dan Implementasi ISO dalam Penyelenggaraan Proyek Carbon Capture Storage (CCS)/ Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan PT Sucofindo.
Dengan teknologi CCUS dan CCS, PHE memiliki peluang memanfaatkan CO2 untuk diinjeksikan ke depleted reservoir untuk EOR/EGR atau hanya disimpan sebagai hub pengurangan emisi dan injeksi. Hal ini terus dilakukan dalam upaya untuk terus meningkatkan produksi migas dalam rangka mendukung ketahanan energi nasional.
Menurut Chalid, seluruh capaian ini tidak terlepas dari kerja keras lebih dari 14.000 Perwira (sebutan pekerja Pertamina) dan didukung oleh implementasi teknologi digital mutakhir. PHE terus melakukan pengembangan solusi data analytic yang terintegrasi, standar, inovatif dan agile untuk membantu keputusan strategis bisnis. Demi menjaga keberlangsungan bisnis, PHE juga terus menjalankan program penguatan infrastruktur pusat data & disaster recovery center yang terintegrasi serta pertahanan keamanan informasi dengan tata kelola keamanan informasi dan Security Operation Center.
“PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG. Sebagai bagian dari penerapan aspek ESG, kami berkomitmen pada 10 Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya,” tegasnya.