Berkat Segmen Jasa, RMKE Pertahankan Kinerja Positif •

RMKE memasang Sprinkle Big Gun di lokasi stockpile untuk menyemprotkan coal dust suppressant chemical (bahan kimia untuk mengurangi efek debu).

Jakarta, – PT RMK Energy Tbk (RMKE) berhasil pertahankan kinerja positif berkelanjutan. Capaian ini ditopang oleh segmen jasa saat fokus tuntaskan kendala operasional yang terjadi pada semester kedua tahun 2023. Pada pertengahan November 2023, perusahaan ini telah kembali beroperasi normal usai menyelesaikan pemenuhan sanksi administrasi kepada regulator.

Direktur Utama RMKE, Vincent Saputra, menyatakan target yang ingin dicapai pada tahun 2023 adalah mempertahankan kinerja positif dengan meminimalisasi dampak negatif dari kendala operasional yang dihadapi pada semester kedua. Secara menyeluruh, RMKE masih memiliki kinerja yang sangat baik di tengah tantangan cuaca ekstrim, normalisasi harga batubara dan kendala operasional.

“Pada tahun 2024, Manajemen lebih optimistis dengan tuntasnya kendala operasional dengan pemenuhan sanksi administrasi ke regulator dan RMKE siap fokus pada aktivitas operasional ke depannya,” ungkap Vincent, Kamis (18/4).

Menurutnya, RMKE masih dapat mempertahankan kinerja positif dengan segmen jasa yang menjadi penopang kinerja tahun 2023. Hingga akhir tahun 2023, secara rata-rata RMKE telah mencapai target internal yang telah disesuaikan sebesar 96,9 persen dengan kinerja laba bersih yang berkelanjutan.

Hingga akhir tahun 2023, RMKE berhasil membukukan pendapatan usaha Rp 2,6 triliun atau turun 6,6 persen, namun pendapatan tersebut mencapai target yang telah disesuaikan perusahaan sebesar 100 persen. Dampak negatif dari tutupnya operasional selama tiga bulan terakhir dapat diminimalisasi dengan pertumbuhan pendapatan dari segmen jasa sebesar 24,0 persen menjadi Rp 769,5 miliar.

Namun, segmen penjualan batubara mengalami dampak yang cukup besar. Selain karena normalisasi harga, juga terdampak produksi batubara yang turun karena cuaca yang buruk pada semester pertama serta kendala operasional yang dihadapi pada semester kedua. Kondisi tersebut mengakibatkan pendapatan usaha dari segmen penjualan batubara turun 15,6 persen menjadi Rp 1,8 triliun.

Secara total, pendapatan usaha tidak terdampak signifikan karena ditopang oleh kinerja operasional yang dapat dipertahankan dan dipacu pada akhir tahun 2023. Volume muatan tongkang sebanyak 7,6 juta MT batubara atau turun 3,2 persen, dan volume penjualan batubara sebesar 2,4 juta MT batubara atau turun 5,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dengan memacu kinerja akhir tahun, RMKE berhasil mempertahankan laba kotor dari segmen jasa tumbuh sebesar 42,1 persen menjadi Rp 230,1 miliar. Secara total, RMKE berhasil membukukan laba kotor Rp 489,1 miliar atau turun 16,9 persen. Dengan upaya yang dilakukan pada periode akhir tahun 2023, RMKE berhasil membukukan laba bersih Rp 308,9 miliar.

Sejalan dengan kinerja laba bersih, RMKE berhasil meningkatkan ekuitas sebesar 23,1 persen menjadi Rp 1,5 triliun dan dapat mengelola rasio-rasio keuangan dengan baik dan sesuai dengan persyaratan kredit yang ditentukan kreditur, DER sebesar 0,52 kali. Utang finansial RMKE meningkat 133,8 persen menjadi Rp 507,8 miliar untuk mendanai modal kerja perusahaan.

“Hingga akhir tahun 2023, RMKE berhasil menjaga kas dari aktivitas operasional tetap positif sebesar Rp 187,4 miliar,” ungkap Vincent.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan RMKE, Jennifer Angeline, menyampaikan bahwa pada tahun 2024 RMKE akan fokus melanjutkan implementasi strategi yang sempat tertunda pada tahun lalu dengan melanjutkan pembangunan hauling road untuk membuka akses produksi batubara yang terintegrasi dengan fasilitas RMKE. Selain itu, RMKE juga akan menjalin kerja sama dengan tambang-tambang potensial untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batubara serta mengoptimalkan kolaborasi RMK Grup Indonesia untuk tingkatkan kinerja secara grup.

“Dengan selesainya fasilitas pendukung pertambangan hauling road tersebut, RMKE dapat menjalin kerja sama dengan tambang-tambang potensial di Sumatera Selatan untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batubara ke depannya” ungkap Jennifer.

Untuk tahun 2024, RMKE menargetkan muatan tongkang sebesar 9,9 juta MT batubara dan volume penjualan batubara sebesar 3,5 juta MT, yang berasal dari produksi in-house sebesar 1,2 juta MT. RMKE masih melihat peluang pada bisnis ini hingga nantinya akan tercapai komposisi yang seimbang antara energi fosil dan EBT.

“Kami juga akan terus menerapkan good mining practice pada kegiatan operasional pertambangannya untuk meminimalisasi dampak negatif di lingkungan sekitar area operasional,” tegasnya.