Blok Cepu Capai 1.000 Pengapalan Minyak •

Presiden ExxonMobil Indonesia, Carole J. Gall, dalam acara Perayaan Pengapalan (Lifting) FSO ke-1.000 dari blok Cepu, Selasa (13/8).
Jakarta, – ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan SKK Migas merayakan pengapalan (lifting) ke-1.000 minyak mentah dari lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris, blok Cepu, Selasa (13/8). Pengapalan ini sekaligus menandai total produksi kumulatif lebih dari 660 juta barel minyak melalui operasi produksi yang aman, andal, dan efisien.
“Jumlah produksi kumulatif tersebut melampaui target komitmen rencana pengembangan (POD) awal, dengan perkiraan volume cadangan minyak sebesar 450 juta barel,” ujar Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi.
Pada momen bersejarah tersebut, yakni pengapalan ke-1.000, EMCL mengapalkan 600 ribu barel minyak mentah dari kapal FSO Gagak Rimang ke kapal tanker MT Nectar milik Pertamina, kemudian dikirim ke kilang-kilang yang ada di Indonesia. Minyak mentah milik Pemerintah ini berperan penting dalam mendukung kebutuhan energi Indonesia dan meningkatkan keamanan energi nasional.
Lapangan Banyu Urip memulai produksi minyak pada 15 tahun lalu, dan tahun 2015 tercatat sebagai pengapalan pertama. Hingga pengapalan keseribu kalinya, operasi blok Cepu mencatatkan rekor keselamatan yang luar biasa, dengan nol insiden.
Menghargai dedikasi tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan penghargaan Patra Nirbhaya Adhinugraha dan Patra Karya Tama kepada EMCL. Ini merupakan penghargaan tertinggi dari Kementerian ESDM kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Menurut Kurnia, produksi dari blok Cepu merupakan penyumbang produksi migas nasional terbesar kedua untuk saat ini. Sedikit saja gangguan di blok ini akan sangat mempengaruhi profil produksi nasional.
“Kami menyampaikan apresiasi karena saat ini kinerja produksi minyak dari blok Cepu berada di atas target, baik WP&B maupun APBN. Kami berharap kinerja baik ini dapat diteruskan. Dia meminta agar EMCL dapat terus menjaga safety dengan baik agar tidak ada kejadian yang dapat mengganggu operasional lapangan Banyu Urip,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Presiden ExxonMobil Indonesia, Carole J. Gall, mengungkapkan bahwa pencapaian ini menegaskan komitmen EMCL untuk menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pemerintah dalam mencapai swasembada energi di tengah transisi menuju energi hijau.
“Industri hulu migas sangat penting bagi masa depan energi Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Carole dalam bahasa Indonesia.
EMCL juga tengah mengembangkan program Banyu Urip Infill Clastic (BUIC), dengan sumur B13 yang sudah produksi perdana sebanyak 13.300 barel minyak pada 6 Agustus 2024 lalu. Pengembangan ini akan semakin meningkatkan produksi minyak blok Cepu dan memperkuat keamanan energi Indonesia, memberikan kontribusi sekitar 25 persen terhadap produksi minyak mentah nasional.
Sejak tahun 2008 hingga 2023, dengan total investasi sekitar Rp 57 triliun (sekitar US$ 4 miliar), blok Cepu telah menghasilkan lebih dari 660 juta barel minyak mentah dan memberikan kontribusi lebih dari Rp 442 triliun (setara US$ 29,5 miliar) terhadap pendapatan negara dalam bentuk penerimaan pemerintah dan pajak.