bp dan KPI Dukung Studi Potensi Injeksi CO2 di Tangguh •

Kathy Wu, bp Regional President Asia Pacific, Gas & Low Carbon Energy, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Taufik Aditiyawarman, Dirut PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berfoto bersama setelah bp dan KPI menandatangani MoU.

Nusa Dua, – BP Berau Ltd (bp), selaku operator Tangguh dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama Tangguh, dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sepakat untuk kerja sama dalam mendukung studi yang akan dilakukan Pertamina mengenai potensi pasokan gas dan injeksi CO2 di Tangguh terkait dengan potensi pengembangan amonia biru di Teluk Bintuni, Papua Barat. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam sebuah Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani, Rabu (20/9).

Studi yang dilakukan oleh Pertamina itu bertujuan untuk mendukung potensi pertumbuhan dalam industri petrokimia, khususnya di Papua Barat sebagai upaya untuk membantu meningkatkan ekonomi lokal. MoU ini membuka jalan bagi bp dan Pertamina dalam mendukung transisi energi dengan menyediakan produk energi bersih melalui Tangguh CCUS.

“Sebagai perusahaan energi yang telah beroperasi di Indonesia lebih dari lima dekade, kami dengan bangga mendukung Pertamina dan Pemerintah Indonesia dalam agenda net zero melalui potensi pasokan gas dan injeksi CO2 di Tangguh. MoU ini menandakan kerja sama strategis kami dengan Pertamina,” ujar bp Regional President Asia Pacific, Gas & Low Carbon Energy, Kathy Wu.

Sementara Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman, menyatakan MoU ini merupakan awal dari upaya kolaboratif antara Pertamina dan bp untuk mendukung agenda net zero yang telah menjadi komitmen penting pemerintah Indonesia.

“KPI berkomitmen untuk menyelesaikan Trilema Energi dengan menyediakan energi yang tidak hanya mencukupi dan terjangkau, tetapi juga berkelanjutan bagi negara dengan agresif mengeksplorasi energi bersih alternatif baru, termasuk amonia biru, yang merupakan salah satu pendorong utama produksi listrik bersih dengan co-firing,” ujar Taufik.

Sebagai pelaku usaha bidang refineri dan petrokimia hilir, menurutnya, kolaborasi KPI dengan perusahaan hulu migas untuk membawa teknologi CCS adalah faktor penting dalam mencapai sertifikasi Biru dengan mengurangi lebih dari 70 persen emisi CO2 dari proses produksi Amonia.

Proyek Tangguh CCUS yang dilakukan oleh bp telah mendapatkan persetujuan Plan of Development dari Pemerintah Indonesia pada tahun 2021, dengan pekerjaan FEED yang sedang berlangsung dan rencana persetujuan proyek dalam waktu dekat. Tangguh berada pada posisi yang tepat dan memiliki potensi untuk menjadi pusat CCS pertama di negara ini bagi penghasil emisi baik domestik maupun internasional.

Saat ini, Pertamina sedang mempelajari peluang untuk mengoptimalkan potensi pasokan gas di Teluk Bintuni, Papua Barat, serta memanfaaatkan Tangguh CCUS untuk memproduksi amonia biru, sebagai salah satu alternatif energi bersih untuk masa depan. Upaya kolaboratif ini dapat menjadi terobosan dalam membuka jalan untuk memproduksi energi bersih dari negara ini.