Capai Rekor Penjualan, PTBA Terus Perluas Pasar •

Ilustrasi proses loading batubara ke tongkang untuk diangkut ke pembeli.
Jakarta, – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sukses mencatatkan penjualan batubara sebesar 20,1 juta ton pada enam bulan pertama tahun 2024. Kinerja ini tumbuh 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian ini juga merupakan rekor penjualan tertinggi untuk periode Semesteran.
Untuk pembanding, penjualan batubara pada Semester I-2019 sebesar 13,4 juta ton, lalu 12,6 juta ton pada Semester I-2020, kemudian 12,9 juta ton di Semester I-2021, naik menjadi 14,6 juta ton pada Semester I-2022, dan 17,4 juta ton pada periode yang sama di tahun 2023.
“Pencapaian rekor tersebut ditopang oleh penjualan ekspor batubara sebesar 8,5 juta pada periode Januari-Juni 2024, naik 20 persen secara tahunan. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 11,6 juta ton, tumbuh 12 persen dibandingkan Semester I-2023 yang sebesar 10,3 juta ton,” kata Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin, pada public expose yang diselenggarakan, Selasa (27/8).
Untuk tahun ini, menurut Farida, perusahaan menargetkan volume penjualan sebesar 43,1 juta ton.
“Untuk itu, kami terus memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru,” paparnya.
Lebih lanjut, Farida menyampaikan bahwa pasar ekspor PTBA semakin beragam. Terdapat beberapa pasar yang berhasil dioptimalkan pada kuartal kedua tahun ini, di antaranya adalah Bangladesh dan Filipina. Potensi pasar-pasar utama juga dimaksimalkan, misalnya ekspor ke India berhasil naik 37 persen menjadi 3 juta ton.
Selain itu, ekspor ke Thailand, Malaysia dan Vietnam juga naik signifikan. Penjualan ke Thailand pada Semester I-2024 sebesar 933 ribu ton, melesat 605 persen. Ekspor ke Malaysia meningkat 257 persen menjadi 488 ribu ton. Sementara ekspor ke Vietnam melonjak 164 persen dari 461 ribu ton menjadi 1,2 juta ton.
“Peningkatan penjualan batubara PTBA didukung oleh realisasi produksi sebesar 18,8 juta ton dan angkutan kereta api sebesar 17,3 juta ton sepanjang Semester I-2024,” ungkapnya.
PTBA juga terus memperkuat efisiensi di bidang operasi dan produksi dalam rangka mempertahankan kinerja positif. Berkat berbagai langkah, di antaranya optimalisasi rasio nisbah kupas (Stripping Ratio) serta jarak angkut tanah dan batubara, Biaya Tunai (Cash Cost) turun 6 persen menjadi Rp 844 ribu per ton.
“Hasilnya, PTBA berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 19,6 triliun dan laba bersih Rp 2,0 triliun pada Semester I-2024,” ujar Farida.