Di AIPF 2023, Pertamina Pamerkan PLTP Lumut Balai Unit 2 •

Presiden Joko Widodo bersama para Pemimpin negara-negara ASEAN mengunjungi booth Pertamina usai acara pembukaan acara ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) 2023 yang diselenggarakan secara Hybrid di Jakarta, Selasa (5/9).
Jakarta, – PT Pertamina (Persero) berperan aktif dalam flagship event ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan menunjukkan Proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2. Pembangkit listrik ini merupakan salah satu proyek infrastruktur hijau berbasis energi ramah lingkungan yang tengah digarap anak usaha Pertamina, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Usai opening ceremony, Selasa (5/9), Booth Green Infrastructure BUMN yang menampilkan proyek pengembangan Lumut Balai Geothermal Power Plant Unit 2 dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo bersama beberapa Kepala Negara ASEAN yang hadir pada AIPF 2023.
Di momen tersebut, Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menjelaskan bahwa proyek PLTP Lumut Balai Unit 2 yang berlokasi Desa Penindaian, Muara Enim, Sumatera Selatan ini berkapasitas terpasang sebesar 55 Mega Watt (MW), dan diharapkan dapat beroperasi tahun 2024.
“Nantinya PLTP ini akan mampu menyuplai listrik untuk 55.000 rumah tangga di Sumatera Selatan. Proyek pengembangan panas bumi Lumut Balai Unit 2 ini merupakan perluasan dari Lumut Balai Unit 1 yang juga berkapasitas 55 MW,” jelas Julfi.
Proyek pengembangan infrastruktur hijau ini merupakan kerja sama antara Indonesia, Jepang dan Cina. Proyek ini merupakan bukti nyata Pertamina yang didukung oleh Pemerintah Indonesia telah aktif membangun kolaborasi dengan negara-negara Indo-Pasifik.
“Kerja sama pada proyek ini dilakukan bersama dengan Mitsubishi Corporation dari Jepang, SEPCO III Electric Power Construction Co., Ltd. dari Cina dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dari BUMN Indonesia,” jelasnya.
Lebih lanjut, Julfi menjelaskan bahwa PGE yang telah memiliki pengalaman panjang dalam mengembangkan energi panas bumi di Indonesia yang saat ini telah memiliki kapasitas terpasang sebesar 670 MW dan tengah memasang target untuk meningkatkan kapasitas menjadi 1 GW. Proyek ini merupakan bagian dari proyek strategis nasional untuk mendukung target 1 GW yang akan dicapai dalam rentang waktu dua tahun.
Selain itu, proyek ini juga merupakan salah satu inisiatif transisi energi yang bertujuan untuk mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emission tahun 2060.
“Tujuan dari proyek ini adalah untuk memitigasi risiko perubahan iklim dan mendukung Indonesia mencapai 23 persen bauran jaringan listrik nasional dari sumber terbarukan pada tahun 2025 yang tentunya berpotensi menurunkan emisi sebesar 581.784 tCO2eq per tahun,” ungkap Julfi.