IEA Kembali Tegaskan Pentingnya Rantai Pasok Energi Demi Ketahanan Energi Global

Jakarta,TAMBANG,- Beberapa pemimpin sektor energi dan iklim global bertemu di Sydney Energy Forum. Ajang ini diselenggarakan oleh Pemerintah Australia dan International Energy Agency (IEA). Mereka yang hadir antara lain Menteri Australia Anthony Albanese sebagai tuan rumah dan Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol. Kemudian sederetan menteri energi beberapa negara yakni Menteri Perubahan Iklim dan Energi Australia Chris Bowen. Menteri Energi AS Jennifer M. Granholm, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Koichi Hagiuda. Juga Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Samoa Toeolesulusulu Cedric Schuster. Menteri Tenaga, Energi Baru dan Terbarukan India Raj Kumar Singh dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif. Juga puncuk pimpinan dari industri dan keuangan.

Forum ini membahas tentang bagaimana meningkatkan dan memperkuat rantai pasokan untuk teknologi energi bersih yang dibutuhkan untuk transisi yang aman dan terjangkau menuju emisi bersih.

Dalam diskusi ini, kembali dilihat akan pentingnya dialog dan kerja sama internasional untuk mencapai keamanan energi dan iklim dan peran sentral IEA dalam upaya-upaya tersebut. Pemerintah di seluruh dunia berusaha untuk menurunkan emisi gas rumah kaca menuju net zero emisi dan membatasi dampak terburuk dari perubahan iklim. Para Menteri Energi juga diminta untuk mendefinisikan kembali keamanan energi global dengan memasukan soal pasokan mineral, bahan dan kapasitas produksi yang dibutuhkan untuk memberikan teknologi energi bersih.

Dijelaskan bahwa aspek rantai pasok energi mendapat tekanan pada pandemi covid dan telah diperparah oleh invasi Rusia ke Ukraina. Dengan gangguan pasokan dan melonjaknya harga yang memengaruhi berbagai komoditas utama. Situasi tersebut telah mengganggu laju transisi energi bersih termasuk menghambat produksi EV atau penyebaran energi terbarukan.

“Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dari krisis energi global saat ini, kami membutuhkan perluasan teknologi energi bersih yang segera dan besar-besaran untuk membangun sistem energi yang tangguh dan terjangkau,” demikian ungkap Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.

Ia menambahkan, “Membangun rantai pasok yang aman dan berkelanjutan untuk teknologi ini sangat penting, jadi saya sangat senang bahwa para pembuat keputusan dari seluruh dunia telah berkumpul untuk diskusi ini yang dipimpin oleh Pemerintah Australia dan IEA dalam memperkuat tindakan internasional.”terang Birol.

IEA telah menerbitkan serangkaian studi baru, termasuk laporan khusus tentang Rantai Pasokan Global Solar PV dan analisis Rantai Pasokan Global Baterai EV. Isu-isu yang mempengaruhi teknologi yang berbeda disatukan dalam laporan Rantai Pasokan Teknologi Energi Bersih lintas sektoral. Didalamnya akan disebutkan soal kebutuhan rantai pasokan saat ini dan masa depan untuk teknologi utama – termasuk PV surya, baterai EV, dan hidrogen emisi rendah. Kemudian menyediakan kerangka kerja bagi pemerintah dan industri untuk mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi peluang dan kerentanan yang muncul.

Laporan tersebut merupakan pendahuluan dari Energy Technology Perspectives edisi 2023. Ini merupakan publikasi unggulan IEA, yang akan menyajikan analisis rinci tentang apa yang diperlukan untuk mengembangkan dan memperluas berbagai rantai pasokan teknologi energi bersih untuk mencapai emisi nol bersih.

Di kesempatan itu, pemerintah anggota IEA mengamanatkan IEA untuk mengerjakan langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan pasokan global mineral penting yang dibutuhkan untuk transisi energi bersih, menjadikan ini sebagai area kerja yang berkembang.

Dalam sesi diskusi dibahas secara mendalam tentang Rantai Pasokan Teknologi Energi Bersih. Didalamnya diberikan wawasan khusus untuk kawasan Indo-Pasifik, yang merupakan rumah bagi banyak produsen bahan baku utama seperti Australia untuk litium dan Indonesia untuk nikel. Laporan tersebut mengidentifikasi lima pilar untuk tindakan pemerintah dan industri yakni Diversifikasi, Percepatan, Inovasi, Kolaborasi, dan Investasikan.

Pertemuan ini kemudian merekomendasikan peningkatan efisiensi dan kecepatan perizinan dan persetujuan untuk proyek energi bersih dan produksi mineral penting. Sambil mempertahankan standar lingkungan dan tenaga kerja yang tinggi. Di sini para menteri juga menyerukan langkah-langkah terkoordinasi untuk meningkatkan ketahanan rantai pasokan termasuk pertimbangan stok mineral penting. Ini yang telah dilakukan untuk minyak selama setengah abad dan mempromosikan industri daur ulang yang kuat untuk mengurangi permintaan bahan baku.

Laporan tersebut merekomendasikan peningkatan dan prioritas investasi dalam penelitian, pengembangan, dan demonstrasi untuk menelurkan teknologi dan proses manufaktur yang bergantung pada jumlah mineral penting yang lebih kecil atau pada campuran yang lebih beragam, serta dalam pelatihan untuk memastikan tenaga kerja terampil yang tepat di sepanjang pasokan teknologi energi bersih.