Ini Kemajuan Pemanfaatan CCUS di Asia •

Forum Asia CCUS Network Keempat digelar secara langsung di Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC), Kamis (15/8). Acara ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan dan membahas perkembangan terkini dalam teknologi CCS serta CCUS.
Bangkok, – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyampaikan bahwa transisi menuju ekonomi rendah karbon adalah tantangan dan peluang besar. Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan teknologi CCUS (Carbon Capture, Utilization and Storage) sebagai bagian dari strategi untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2060.
“Kami percaya bahwa kolaborasi regional dan internasional sangat penting untuk mempercepat penerapan teknologi ini dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan,” ujar Arifin dalam Forum Asia CCUS Network (ACN) Keempat yang diselenggarakan secara hybrid, Kamis (15/8).
Acara ini diselenggarakan bersama oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), Kementerian Energi Thailand (MOEN), serta Sekretariat SETA 2024. Dihadiri lebih dari 100 peserta secara langsung dan lebih dari 300 peserta secara daring.
Kali ini, forum tersebut berfokus pada perkembangan terbaru dalam kerangka regulasi untuk CCS/CCUS, pemahaman tentang teknologi pemanfaatan karbon (atau daur ulang karbon), dan diskusi kebijakan mengenai peluang bisnis CCS/CCUS di antara negara-negara anggota ACN. Forum ini juga menekankan peran penting regulasi CCS/CCUS dalam mendorong keterlibatan sektor swasta dan merekomendasikan agar negara-negara anggota ACN mempelajari regulasi dari negara-negara yang sudah lebih maju.
Selain penyimpanan CO2, teknologi daur ulang karbon muncul sebagai area kunci yang perlu dieksplorasi oleh negara-negara anggota ACN, terutama untuk memproduksi bahan bangunan, bahan bakar sintetis, bahan kimia sintetis, dan gas metana. Tingginya biaya produk daur ulang karbon menjadi tantangan besar, yang menekankan perlunya pengembangan teknologi lebih lanjut dan pembentukan pasar harga karbon.
Negara-negara anggota ACN telah membuat kemajuan signifikan dalam bidang CCS/CCUS. Indonesia telah menerapkan regulasi CCS/CCUS di berbagai sektor industri dan sedang mengeksplorasi potensi penyimpanan CO2 di akuifer asin. Malaysia meneliti kelayakan transportasi CO2 lintas batas, dan Thailand sedang menjalankan lima proyek percontohan CCS/CCUS di berbagai lokasi. Filipina juga meninjau potensi dan kebutuhan kerangka hukum untuk mendukung teknologi ini.
Selain itu, berbagai MOU dan MOC yang ditandatangani oleh perusahaan Jepang dan lokal diharapkan dapat meningkatkan jumlah proyek percontohan CCS/CCUS di negara-negara anggota ACN.
Sebagai platform utama untuk pengembangan CCS/CCUS di kawasan Asia, ACN akan terus mendukung anggotanya melalui berbagi pengetahuan tentang kerangka hukum dan regulasi, penilaian potensi penyimpanan CO2, membangun jaringan rantai nilai CO2 antara negara penghasil dan penyimpan, serta mengembangkan skema pembiayaan, termasuk pasar harga karbon dan mekanisme kredit karbon.