Ini Upaya Konkret PIS Kurangi Polusi dan Tekan Emisi •

Pemanfaatan tenaga surya di Integrated Terminal Tanjung Uban.

Jakarta, – PT Pertamina International Shipping (PIS) mendukung target “net zero emission” tahun 2060 Pemerintah Indonesia dan sekaligus turut andil dalam mengurangi polusi udara dengan menerapkan kebijakan dekarbonisasi di sejumlah lini bisnis dan operasional perusahaan.

CEO PIS, Yoki Firnandi, memaparkan bahwa berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), industri shipping dunia tercatat berkontribusi hingga 3 persen dalam emisi karbon dunia. Namun bukan berarti dengan porsi tersebut PIS tidak melakukan sesuatu untuk mengurangi polusi dan emisi.

“PIS sebagai bagian dari international player harus memenuhi regulasi dan standar bisnis yang berkelanjutan ke depannya. Malahan, PIS selalu mengedepankan aspek lingkungan dalam operasionalnya melalui inisiatif jangka pendek maupun panjang,” ungkap Yoki, Senin (21/8).

Dia menjelaskan, inisiatif jangka menengah hingga jangka panjang yang PIS adopsi adalah dengan membangun atau membeli kapal berbahan bakar lebih ramah lingkungan maupun mengangkut komoditas energi hijau. Seperti kapal berbahan bakar LPG, LNG, green ammonia, green hydrogen, biofuel dual fuel vessel.

“Tahun ini, PIS  sudah mengakuisisi kapal VLGC berbahan bakar LPG dual fuel, bernama Pertamina Gas Amaryllis. Ini merupakan salah satu kapal pengangkut gas terbesar di dunia, yang juga menjadi kapal pertama bertenaga dual fuel LPG di Pertamina dan Indonesia,” tegas Yoki.

PIS juga sudah menerapkan penggunaan biodiesel. Sebanyak 146 kapal PIS tercatat telah menggunakan biodiesel untuk tenaga mesin utama.

Panel Surya

Tidak hanya itu, PIS juga mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam operasional bisnis perusahaan, termasuk di bisnis anak-anak usaha seperti PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) dan PT Pertamina Energy Terminal (PET).

PTK tercatat sukses menekan gas buang karbon dioksida (CO2) sebesar 74,03 ton per tahun melalui penerapan program dekarbonisasi di operasional perusahaan. Reduksi gas buang tersebut diperoleh dari program penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di armada kapal Transko Pari 01 dan Energy Substitution Shore Connection di PTK Port Plaju.

Pemasangan PLTS di armada kapal berjenis crew boat tersebut dilakukan sejak 31 Agustus 2022. Penggunaan PLTS di Transko Pari 01 ini mampu menekan 39,01 ton Gas Karbon Dioksida (CO2) per tahun dan menghasilkan efisiensi penggunaan fuel dengan estimasi sebesar Rp 200 juta.

Sementara PET sukses menekan emisi karbon hingga 194,34 ton selama semester pertama tahun ini dengan pemasangan PLTS di dua terminal strategis, yakni Integrated Terminal Tanjung Uban dan LPG Terminal Tanjung Sekong.

Adapun total pemanfaatan tenaga surya di Integrated Terminal Tanjung Uban dan LPG Terminal Tanjung Sekong mencapai hingga 562.222 kWh.

Selain dari sisi operasional dan bisnis, upaya PIS untuk menekan emisi karbon juga dilakukan dengan kegiatan penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang. Sejak tahun 2021 sampai pertengahan tahun ini, PIS sebagai Subholding Integrated Marine Logistics telah menanam sebanyak 3.100 pohon mangrove.

Mulai dari penanaman 100 mangrove yang dilakukan oleh PIS di antaranya di Taman Wisata Alam Mangrove di Muara Angke, Jakarta, penanaman 1.000 mangrove di area pesisir Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar, penanaman 1.000 mangrove di kepulauan seribu oleh Agent of Change (AOC) SH IML, serta penanaman 1.000 mangrove oleh PTK di Makassar dan Bali.