Kilang Pertamina Internasional Diberi Peringkat Credit Rating ‘BBB •

Dua lembaga pemeringkat internasional memberikan Kilang Pertamina Internasional peringkat rating BBB dengan outlook stable.

Jakarta, Perrominer – Setelah sebelumnya berhasil memperoleh final rating BBB dengan outlook stable dari lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) kembali memperoleh peringkat serupa dari lembaga pemeringkat internasional bergengsi lainnya, yaitu S&P Global Ratings. Peringkat BBB dengan outlook stable ini sama dengan yang diperoleh PT Pertamina (Persero), induk perusahaan KPI.

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman menyambut baik prestasi ini.

“Kami sangat bersyukur dan bangga dengan hasil pemeringkatan yang diperoleh KPI. Apalagi mengingat ini adalah credit rating pertama bagi KPI. Hal ini merupakan sebuah pengakuan atas peran core dan strategic KPI dalam bisnis Pertamina Grup dan ketahanan energi nasional secara umum,” ungkap Taufik, Kamis (28/3).

S&P Global Ratings merupakan salah satu lembaga pemeringkat internasional terkemuka dengan lebih dari 150 tahun pengalaman di bidangnya. Dalam melakukan assessment, S&P melakukan analisa secara menyeluruh, termasuk pada kinerja keuangan perusahaan, risiko industri, posisi perusahaan dibandingkan para pesaing, keterkaitan dengan perusahaan induk/Pemerintah, dan hal-hal lain yang dianggap relevan. Hasil analisa yang komprehensif ini diharapkan dapat memberikan insight bagi para pelaku pasar sehingga membantu dalam proses pembuatan keputusan bisnis.

KPI memiliki keunggulan kompetitif sebagai bagian dari Pertamina Group. Sebagai Subholding Pengolahan dan Petrokimia, KPI memiliki dan mengoperasikan seluruh kilang minyak mentah dan hampir semua fasilitas petrokimia di Pertamina grup. Dari hasil produksi kilang, KPI berhasil memenuhi lebih dari setengah kebutuhan tahunan energi nasional, dan akan terus meningkat seiring dengan penyelesaian proyek upgrade kilang RDMP Balikpapan.

Proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas kilang sampai 100 ribu barel per hari dengan kualitas produk Euro V dan kompleksitas kilang yang lebih baik. Oleh karena itu, penyelesaian proyek tersebut juga dipandang S&P dapat meningkatkan EBITDA KPI tahun 2025-2026, yaitu setelah proyek tersebut onstream.

KPI, bersama-sama dengan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dipandang S&P sebagai tiga serangkai yang terintegrasi dalam mengelola mandat Public Service Obligation (PSO) dari Pemerintah. KPI membeli hampir seluruh produksi minyak mentah domestik PHE lalu mengolahnya di kilang-kilang KPI yang tersebar di enam kota di Indonesia. Hasil produksi kilang-kilang tersebut kemudian diserahkan hampir seluruhnya ke PPN untuk didistribusikan dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional.

Lebih lanjut Taufik menjelaskan bahwa melalui proyek-proyek upgrade dan pengembangan kilang, KPI memiliki visi untuk tidak hanya meningkatkan kapasitas, namun juga kompleksitas dan kualitas produk kilang.

“KPI menargetkan agar kilang-kilang yang ada saat ini dapat menghasilkan produk dengan kualitas setara Euro V serta menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah,” ucap Taufik.