Kilang Pertamina Luncurkan Inisiatif Stratejik Senilai US$ 321 Juta •

Kilang Pertamina Internasional melakukan optimasi bisnis di tengah-tengah tantangan trilemma energi dengan meluncurkan 34 inisiatif stratejik.

Jakarta, – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus berupaya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dengan melakukan optimasi bisnis di tengah-tengah tantangan trilemma energi yang terus berlangsung. Tutup Semester I 2024, KPI solid meluncurkan 34 inisiatif stratejik dengan target nilai tambah setara US$ 321 juta.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menyatakan optimistis pihaknya dapat mengawal inisiatif stratejik tersebut. Terutama optimasi intake dan produk yang fokus pada peningkatan efisiensi dalam pengelolaan intake, serta optimasi dalam penjualan produk.

“Inisiatif lainnya optimasi operasi kilang yakni meningkatkan efektivitas operasional kilang untuk mengoptimalkan hasil produksi, optimasi aspek keuangan dengan menjaga kestabilan keuangan dan memastikan pengelolaan keuangan yang efisien; serta berbagai upaya strategis lainnya yang dirancang untuk meningkatkan kinerja finansial secara menyeluruh,” papar Taufik dalam Town Hall Meeting Kinerja Semester I-2024 KPI, Rabu (21/8).

Sementara Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen, menyebutkan bahwa sejalan dengan tantangan trilemma energi yang dihadapi, KPI terus berupaya mempertahankan kinerja operasional yang optimal di Semester I-2024.

“Di tengah-tengah dinamika yang ada, di semester I ini kami mencatat kenaikan Yield Valuable Product sebesar 0,5 persen dengan realisasi sebesar 81,8 persen dari target volume 81,3 persen. Ke depannya sinergi antara unit operasi kilang maupun afiliasi di bawah supervisi KPI mutlak dijalankan untuk terus mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja perusahaan,” jelas Hermansyah.

Trilemma energi merupakan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan energi. Hal ini mencakup tiga isu utama, yakni Ketahanan Energi (Energy Security), Ekuitas/Keterjangkauan Energi (Energy Equity/Affordability), dan Keberlanjutan (Sustainability).

Ketahanan energi berarti kemampuan untuk memenuhi permintaan energi saat ini dan masa depan. Ekuitas/Keterjangkauan berarti akses terhadap energi dan energi yang terjangkau. Sementara keberlanjutan berarti rencana transisi energi yang ramah lingkungan guna mitigasi perubahan iklim.

“Kami menyadari bahwa menjalankan bisnis secara sustainable merupakan salah satu aspirasi stakeholder terhadap KPI yang telah lama diintegrasikan dalam Pilar Sustainability Perusahaan kami. Salah satu proyek terbesar yang dikelola Green Refinery KPI saat ini tengah memasuki fase kedua dan akan meningkatkan kapasitas pengolahan saat ini, dari 3 KBPD menjadi 6 KBPD, serta kemampuan untuk meningkatkan komponen nabati pada SAF dari 2,4 menjadi 100 persen,” jelas Hermansyah.

Unit di Green Refinery Kilang Cilacap mampu memproduksi produk rendah emisi gas rumah kaca. Produk utama unit ini adalah Green Diesel dengan bahan baku 100 persen terbarukan.