Kolaborasi untuk Kembangkan Panas Bumi sebagai Masa Depan Energi Bersih •

(Kiri-kanan) Direktur Panas Bumi, EBTKE, Kementerian ESDM, Gigih Udi Atmo; Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia, Julfi Hadi; dan Ketua Pelaksana The 10th IIGCE 2024, Boyke Bratakusuma.
Jakarta, – Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) kembali akan menggelar acara konvensi dan pameran tahunan tentang industri panasbumi. Acara bertitel Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) tahun ke 10 ini akan digelar bersamaan dengan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-24 pada 18-20 September 2024 mendatang di Jakarta Convention Center.
Ketua Panitia Pelaksana The 10th IIGCE 2024, Boyke Bratakusuma, menjelaskan tahun ini menjadi momentum satu dekade penyelenggaraan IIGCE. Adapun rangkaian kegiatan dalam menyemarakan the 10th IIGCE 2024 dimulai dengan Golf Tournament (IGGC), Geothermal Fun Walk & Run, Field Trip, Pre-Conference Workshop, Technical Paper, Konvensi dan Eksibisi sebagai penutup program IIGCE 2024. Kegiatan ini didukung oleh Direktorat Jenderal Energi Terbarukan & Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta On Us Asia.
“The 10th IIGCE 2024 dirancang untuk mendorong dialog dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan panas bumi untuk membahas isu-isu utama untuk membuka peluang-peluang panas bumi dan mempercepat pembangunan panas bumi untuk mendukung transisi energi. Selain itu, kegiatan ini menjadi wadah dalam mempromosikan kemajuan terbaru dalam penciptaan teknologi panas bumi, manajemen proyek, serta skema bisnis yang dipimpin oleh para ahli di industri,” ujar Boyke di acara Ramah Tamah dan Launching The 10th IIGCE 2024, Rabu (10/7).
Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API), Julfi Hadi, menambahkan bahwa penyelenggaraan tahun ini mengangkat tema “Powering Together: Stakeholder Unity in Geothermal Innovation and Acceleration.” Tema ini menggambarkan esensi kolaborasi yang diperlukan untuk memaksimalkan manfaat sumber daya alam ini.
Menurut Julfi, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, tersebar di berbagai wilayah, tetapi pengembangannya sering kali dihadapkan pada tantangan yang kompleks. Karena itulah, diperlukan kerjasama yang erat antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat setempat untuk mengatasi hambatan-hambatan ini.
“Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta adalah kunci dalam menggerakkan industri panas bumi di Indonesia. Langkah-langkah kebijakan yang mendukung, insentif fiskal, dan kerangka regulasi yang jelas dapat membuka pintu bagi investasi yang lebih besar dalam pengembangan proyek-proyek panas bumi,” tegasnya.
Selain itu, tema “Powering Together” juga menekankan pentingnya pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang potensi dan manfaat panas bumi. Kolaborasi dalam mengedukasi masyarakat tentang energi bersih ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka, tetapi juga mendukung penerimaan sosial terhadap proyek-proyek panas bumi di daerah mereka. Dalam keseluruhan, tema ini mewakili panggilan untuk kesatuan dan kerjasama aktif dari semua pemangku kepentingan.
“Hanya melalui kolaborasi yang erat, kita dapat mengoptimalkan potensi panas bumi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi yang berkembang sambil mendukung visi transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan,” ujar Julfi.
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyampaikan harapannya agar acara ini akan menjadi titik temu bagi para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kolaborasi, mengidentifikasi peluang baru, dan merumuskan strategi bersama untuk menghadapi tantangan yang dihadapi oleh industri panas bumi saat ini.
“Sinergitas yang dibentuk secara bersama-sama ini dapat mewujudkan visi misi untuk memperkuat industri panas bumi dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi semua di Indonesia,” ujar Eniya.