Mantap… Rupiah Menguat, Ditutup Di Level Rp.14.745
Jakarta,TAMBANG,-Dollar AS diperdagangkan mendekati posisi terendah dua bulan pada hari Kamis. Hal ini disebabkan oleh data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan dan kekhawatiran akan resesi. Pasar pun melihat kemungkinan yang lebih besar bahwa Federal Reserve akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga.
Dalam penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 134 point, walaupun sebelumnya sempat menguat 140 point dilevel Rp. 14.745 dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.854. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 14.700- Rp. 14.780.
Ada beberapa faktor yang membuat mata uang Dollar mengalami koreksi. Dari sisi eksternal dalam hal ini internasional ada beberapa fakor yang disebutkan. Mulai dari harga konsumen negeri Paman Sam naik 0,1% lebih tinggi pada bulan Maret seperti yang ditampilkan oleh data Rabu (12/4), menghasilkan kenaikan tahunan sebesar 5,0% dan kenaikan 12 bulan terkecil sejak Mei 2021.
“Kondisi ini di bawah 5,2% yang diharapkan, tetapi tekanan inflasi yang mendasari tetap kuat, dengan IHK inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 5,6% secara tahunan, naik dari 5,5% bulan sebelumnya,”demikian disampaikan Ibrahim Assuaibi Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka.
Ibrahim menyebutkan angka-angka di atas kemungkinan berarti bahwa Federal Reserve menaikkan suku bunga lagi bulan depan. Namun, ekspektasi tumbuh bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebelum akhir tahun ini, terutama setelah risalah dari pertemuan Fed terakhir di bulan Maret menunjukkan proyeksi resesi ringan akhir tahun ini.
“Kamis membawa lebih banyak data inflasi dalam bentuk harga produsen, yang diperkirakan akan moderat dari waktu yang sama tahun lalu, dan klaim pengangguran, yang diperkirakan sedikit lebih tinggi dari minggu sebelumnya,”terang Ibrahim.
Sementara Presiden Fed San Francisco Mary Daly menyebut kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih sedikit oleh Fed, mengingat bahwa bank sentral menaikkan suku bunga secara tajam dari mendekati level nol selama setahun terakhir.
Dalam risalah pertemuan Maret Fed menunjukkan bahwa pembuat kebijakan sedang mempertimbangkan jeda dalam kenaikan suku bunga. Tetapi mereka juga mewaspadai “resesi ringan” akhir tahun ini, setelah krisis perbankan dan kenaikan suku bunga menggerogoti pertumbuhan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan mata uang Dollar melemah. Dari internal, pelaku pasar optimis ekonomi Indonesia masih diatas 5%. Hal tersebut didukung pernyataan IMF (International Monetary Fund) dalam laporan World Economic Outlook (WEO) pada April 2023. Lembaga keuangan internasional ini merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 dari 4,8% menjadi 5,0%. Perkiraan IMF tersebut relative sejalan dengan perkiraan baik Pemerintah, Bank Indonesia maupun para ekonom yang memperkirakan di atas 5,0%.
“Hal tersebut menandakan ekonomi Indonesia akan tetap tangguh pada tahun 2023 meskipun pertumbuhan ekonomi global melambat. Namun melambatnya ekonomi global membuat Indonesia berfokus terhadap sektor domestik yang terus tumbuh,”tambahnya.
sementara untuk segmen ekspor terlihat melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global, terutama di AS dan Zona Eropa. Tetapi pembukaan kembali ekonomi China dapat mendukung permintaan eksternal sampai tingkat tertentu. Harga komoditas cenderung terus melemah namun pelemahannya secara bertahap.
Selain itu, konsumsi rumah tangga Indonesia akan didukung oleh inflasi yang menurun. Ini berkat keberhasilan pemerintah dalam menjaga pasokan dan harga pangan. Pencabutan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir tahun 2022 juga meningkatkan mobilitas dan permintaan masyarakat.
Lebih lanjut belanja pemerintah yang mengalami kontraksi pada 2022 di tengah penurunan beban program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejalan dengan situasi COVID-19 yang semakin terkendali, diperkirakan akan kembali ke rekor pertumbuhan pada 2023. Hal ini didukung oleh meningkatnya anggaran untuk infrastruktur dalam APBN 2023, kelanjutan Proyek Strategis Nasional, proyek hilirisasi, dan pengembangan ibu kota negara (IKN) baru.
Dalam penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 134 point, walaupun sebelumnya sempat menguat 140 point dilevel Rp. 14.745 dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.854. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 14.700- Rp. 14.780.