Mengelola Nikel Indonesia



Mengelola Nikel Indonesia

Tambang BATUBARA TERBESAR di INDONESIA : https://youtu.be/1J0yVUA_roI
Tambang EMAS TERBESAR di INDONESIA : https://youtu.be/PBSjjE0jJaQ
Gaji Pekerja Tambang – Supervisor Workshop : https://youtu.be/ZD0e__9kY04
5 Soal Yang Selalu Ditanyakan Saat Uji Kompetensi POP : https://youtu.be/OxS5dWSPEw8
5 Soal Ke-2 Yang Selalu Ditanyakan Saat Uji Kompetensi POP : https://youtu.be/WOklqbE8uTo
Soal Uji Kompetensi POM – Seri 1 : https://youtu.be/AwWSo47EGZE
Peraturan Baru Angkutan Jalan – Dampaknya pada Kegiatan Pertambangan : https://youtu.be/kB0qAF2G8xw

Dikutip dari Instagram Ditjen Minerba.
Kita tentu saja sudah tahu bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan Nikel dan sudah dilakukan kegiatan pertambangannya di Indonesia.
Indonesia memiliki hanya 6,1% cadangan Nikel dari total cadangan dunia.
Nomor 6 setelah Australia yang memiliki 27,2%, Brazil 16,3%, Russia 10,3%, Cuba 7,4%, Dan Filipina 6,5%.
Umur ketahanan cadangan terbukti nikel Indonesia, hanya mampu memenuhi kebutuhan bahan baku operasional fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel selama 7 tahun, sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara optimal.
Perkembangan pembangunan smelter nikel saat ini adalah, 13 unit eksisting dan 17 unit rencana yang akan dibangun.
Industri Nikel memberikan dampak yang besar bagi perekonomian daerah, contohnya ada di kabupaten morowali.
Jika dibandingkan antara PDRB yag diperoleh sebelum adanya kebijakan hilirisasi mineral dengan setelah hilirisasi mineral, maka dengan adanya industri pemurnian nikel, dapat meningkatkan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Morowali tahun 2017 sebesar 14,2%, sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2017 hanya 5,1%, hal ini berarti pertumbuhan ekonomi morowali hampir 3 kali lipat pertumbuhan ekonomi nasional.
Apa saja efek domino dari hilirisasi mineral?
1. Optimalisasi pengelolaan sumber daya mineral nasional.
Pengendalian produksi bijih nikel nasional yang disesuaikan dengan kapasitas input industri pengolahan dan pemurnian di dalam negeri.
2. Penguatan struktur industri di dalam negeri.
Pemberian insentif ekspor mineral logam dengan kriteria tertentu dan produk pengolahan mineral bagi perusahaan yang memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral.
3. Penyerapan tenaga kerja.
Kebijakan PNT mineral mendorong pertumbuhan industri baru yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
4. Pembangunan ekonomi daerah dan nasional.
Kebijakan PNT mineral untuk memperkuat struktur industry hilir berbasis mineral di dalam negeri dan menggerakkan ekonomi lokal, regional, dan nasional.
5. Meningkatkan investasi.
Kebijakan PNT mineral mendorong peningkatan arus investasi ke dalam negeri yang diikuti dengan transfer teknologi.

Semoga bermanfaat
Terimakasih dan Salam
Dunia Tambang Kita
Horas Pasaribu

Source