Nusa Penida, Pulau Ikonis Energi Terbarukan •

IESR bersama dengan sejumlah mitra strategis menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk merealisasikan Nusa Penida sebagai pulau 100 persen energi terbarukan di tengah-tengah perhelatan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Kamis (5/9).

Jakarta, – Nusa Penida di Bali bakal segera menjadi pulau dengan 100 persen energi terbarukan. Sebuah Nota Kesepahaman (MoU) untuk merealisasikan Nusa Penida sebagai pulau ikonis energi terbarukan tersebut ditandatangani di tengah-tengah perhelatan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, Kamis (5/9).

Ambisi ini diinisiasi oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama Pemerintah Provinsi Bali dengan komitmennya untuk mendukung inisiatif Bali Net-Zero Emission 2045 di tahun 2023 lalu. Setahun kemudian, keduanya memulai inisiatif Nusa Penida 100 persen energi terbarukan tahun 2030, dengan menyelesaikan pembuatan peta jalan terintegrasi untuk mencapai target tersebut.

Sinergi dan dukungan dari berbagai pihak pun digapai. Tidak hanya Pemerintah namun juga PLN dan pihak swasta. Ini menjadi faktor penting untuk mendorong implementasi inisiatif Nusa Penida 100 persen energi terbarukan.

Hasilnya, IESR bersama dengan sejumlah mitra strategis yang mencakup pemangku kepentingan utama di sektor energi Indonesia, yaitu PT PLN (Persero), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Asosiasi Energi Angin Indonesia (AEAI), dan PT Bali Kerthi Development Fund Ventura, menandatangani MoU untuk merealisasikan Nusa Penida sebagai pulau 100 persen energi terbarukan.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, mengatakan penandatanganan MoU ini menandai adanya komitmen para pemangku kepentingan utama energi terbarukan di Indonesia untuk mendorong investasi, serta mobilisasi dukungan sumber daya untuk pemanfaatan 100 persen energi terbarukan untuk menjadikan Nusa Penida sebagai pulau ikonis energi terbarukan.

Pemanfaatan energi terbarukan yang melimpah di wilayah tersebut akan meningkatkan daya tarik Nusa Penida sebagai tujuan wisata utama, yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan melestarikan lingkungan alam Bali.

“Dalam waktu enam tahun mendatang, sistem kelistrikan di Nusa Penida harus mulai menambah kapasitas energi terbarukan untuk memenuhi peningkatan permintaan listrik sebelum akhirnya mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sepenuhnya dengan energi terbarukan,” ujar Fabby.

Untuk itu, sebelum tahun 2030 harus dibangun PLTS ground mounted, PLTS atap, PLT Angin, PLT biomassa, sistem penyimpanan energi, dan penguatan grid; dengan kebutuhan investasi mencapai US$ 100 juta. Kebutuhan pendanaan dan skala pembangunan energi terbarukan di Pulau Nusa Penida hanya bisa terjadi kalau terjadi kemitraan antara PLN, PT Indonesia Power, dan para pelaku usaha yang berinvestasi di pembangkit energi terbarukan.

Berdasarkan analisis IESR dan Center of Excellence Community Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana, potensi energi terbarukan di Nusa Penida mencapai lebih dari 3.219 megawatt (MW). Terdiri atas 3.200 MW PLTS ground-mounted atau terpasang di tanah, 11 MW PLTS atap, 8 MW biomassa, belum termasuk potensi energi angin, arus laut, dan biodiesel.

Di Peta Jalan Nusa Penida 100 persen Energi Terbarukan, terdapat rekomendasi tiga fase implementasi inisiatif ini dengan pembangunan PLTS dan penurunan operasional PLTD, penguatan jaringan dan manajemen sistem, dan pembangunan PLTBm serta energi terbarukan lain, ditambah dengan sistem penyimpanan energi untuk sepenuhnya menggantikan PLTD.

Direktur Utama Bali Kerthi Development Fund Ventura (BDF), I Made Gunawirawan, menegaskan bahwa instansi yang dipimpinnya saat ini lahir atas inisiasi Menteri Bappenas dan Gubernur Bali untuk mendukung Transformasi Ekonomi Kerthi Bali, yang salah satu pilarnya mendorong pengembangan energi bersih untuk menciptakan Bali Hijau.

“Dalam upaya mendukung implementasi peta jalan Nusa Penida 100 persen Energi Terbarukan tahun 2030, kami berperan sebagai financial intermediary. Dukungan ini bisa dalam bentuk pembiayaan untuk pengadaan PLTS bagi masyarakat Nusa Penida,” ujar I Made Gunawiraman.

Inisiatif Bali NZE 2045 juga didukung oleh lembaga filantropi asal Indonesia ViriyaENB dan Koalisi Bali Emisi Nol Bersih yang terdiri dari WRI Indonesia, Nexus Indonesia, CAST Foundation, serta IESR.