Pemerintah Resmi Buka Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik •

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, didampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggelar jumpa pers usai menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Percepatan Layanan Program Konversi Sepeda Motor Dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

Jakarta, – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perhubungan, serta Kepolisian Republik Indonesia menyelenggarakan Pembukaan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik. Program konversi sepeda motor Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik ini merupakan kegiatan konkrit program transisi energi dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) Indonesia di tahun 2060 atau lebih cepat.

Menurut Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Indonesia perlu melakukan konversi sepeda motor listrik. Dengan populasinya yang sangat besar, potensinya bisa mencapai 120 juta unit di seluruh Indonesia.

“Indonesia perlu melakukan konversi ini, kami di Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan berfokus terhadap kendaraan motor bakar roda dua yang populasinya lebih dari 120 juta lebih dengan tren pertumbuhan menunjukan 5-6 persen setiap tahun,” ujar Arifin dalam acara pembukaan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik di Kementerian ESDM, Jum’at (28/7).

Pembukaan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana secara resmi dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam acara pembukaan ini dilaksanakan penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri ESDM, Menteri Perhubungan, dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang Percepatan Layanan Program Konversi Sepeda Motor Dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

Kegiatan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana akan mengonversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik sebanyak 100 unit. Jumlah bengkel yang berpartisipasi dalam kegiatan ini sebanyak 7 bengkel dari total 24 bengkel konversi bersertifikat. Diharapkan pada akhir Agustus 2023, seluruh motor selesai dalam proses konversi, proses uji dan perubahan surat kendaraan.

Menurut Arifin, kegiatan konversi ini akan menggerakan roda perekonomian karena nilai transaksinya yang besar. Selain itu, juga akan mendorong pembangunan infrastruktur, terutama untuk jaringan pengisian baterai kendaraan listrik.

“Nilai yang akan tercatat dalam transaksi, sekitar 900 hingga 1.000 triliun. Kalau hanya konversi. Lalu, kegiatan ekonomi yang lain, pembangunan infrastruktur terutama untuk jaringan pengisian kendaraan listrik. Lalu, PLN juga akan menambah kapasitas kelistrikan, yang kita harapkan menggunakan Energi Baru dan Terbarukan. Dalam hal ini solar panel akan menjadi andalan. Masyarakat juga bisa memasang solar panelnya ke atap rumahnya sendiri, sehingga akan memberikan manfaat penghematan. Karena dengan menggunakan energi listrik untuk baterai ini, dibandingkan biaya BBM akan ada penghematan lebih dari 50 persen,” jelasnya.

Ke depannya, Arifin berharap Indonesia akan memiliki industri motor listrik sendiri. Karena Indonesia telah memiliki sumber daya alam yang menjadi bahan pembuatan baterai. Dia juga menginginkan adanya ekosistem kendaraan listrik.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana, melaporkan bahwa acara Gelar Konversi Perdana ini adalah penanda program konversi telah terlaksana.

Acara ini menunjukkan seluruh proses konversi dari mulai sepeda motor masuk bengkel, hingga sepeda motor tersebut dikonversi. Kemudian diperlihatkan pula mesin bekas sepeda motor itu dihancurkan, sampai insentif diterima masyarakat.

“Jadi kami akan menunjukkan seluruh proses dan perjanjian kerja sama antara Kementerian ESDM, Kemenhub, Polri, dan beberapa pihak yang terkait, sehingga seluruh proses dan ekosistem bisa terwujud secara berkelanjutan,” tukasnya.

Hingga 27 Juli 2023, tercatat 4.578 pemohon konversi yang mendaftar melalui platform digital. Secara statistik, 94 persen berlokasi di Jawa.

Insya Allah kalau berada di Jawa, bengkel sudah mulai banyak yang siap. Kami sudah melakukan banyak pelatihan, di Surabaya, Purbalingga, hingga di Bali. Jadi ini bisa dieksekusi secara cepat,” ujar Dadan.