Pertamina-Pelindo Garap Terminal Energi Tercanggih dan Ramah Lingkungan •

Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) dibangun di atas lahan seluas 64 hektar milik Pelindo di Kalibaru, Jakarta Utara.
Jakarta, – PT Pertamina (Persero), melalui PT Pertamina International Shipping (PIS), dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) telah sepakat untuk bekerjasama dalam pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) di Kalibaru, Jakarta Utara. Fasilitas ini akan menjadi terminal energi tercanggih dan ramah lingkungan di Indonesia.
Kolaborasi ini dituangkan dalam sebuah kontrak kerja sama yang ditandatangani, Kamis (31/8). Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan oleh CEO PIS, Yoki Firnandi, dan Direktur Strategi Pelindo, Prasetyo.
Usai menyaksikan penandatangan kerja sama tersebut, Wakil Menteri BUMN I, Kartika Wirjoatmodjo, memberikan apresiasi atas sinergi yang dilakukan oleh kedua BUMN tersebut. Menurut Kartika, pembangunan JIGT akan menjadi infrastruktur yang sangat strategis dalam pengembangan energi terbarukan ke depan.
“JIGT akan menampung multi green products yang dikelola secara green dan diharapkan menjadi flagship Pertamina dan Pelindo,” ungkapnya.
Hal senada juga dipertegas oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. Lebih lanjut, Nicke menjelaskan bahwa JIGT akan dibangun lebih modern, ramah lingkungan dan akan menjadi yang tercanggih di Indonesia. Terminal yang berlokasi di Kalibaru ini juga nantinya akan lebih besar dan melengkapi Integrated Terminal Plumpang yang saat ini merupakan tulang punggung infrastruktur BBM di Jawa Bagian Barat.
“Jakarta Integrated Green Terminal di Kalibaru dirancang sesuai dengan tren transisi energi serta pengembangan bisnis energi hijau masa depan Pertamina, dan juga menjadi terminal energi dengan standar operasional terbaik,” paparnya.
Menurut Nicke, JIGT dirancang untuk mengantisipasi tren peningkatan kebutuhan energi yang sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi nasional. Fasilitas ini tidak hanya akan menampung bahan bakar seperti LPG, BBM, Gasoline, dan Biodiesel tapi juga dirancang untuk bisa menampung LNG, CPO, UCO (Used Cooking Oil), dan petrokimia.
Bebas Emisi
Sementara itu, Direktur Utama PIS, Yoki Firnandi menyampaikan, dalam pelaksanaannya, JIGT akan dibangun dan dikelola PIS selaku Subholding Integrated Marine Logistics Pertamina yang selama ini fokus mengelola terminal energi strategis. Pembangunan terminal BBM ini direncanakan berdasarkan perhitungan kebutuhan energi nasional yang akan terus meningkat dan semakin bervariasi selama beberapa tahun mendatang.
JIGT dibangun di kawasan yang dikembangkan oleh Pelindo di area Kalibaru, Jakarta Utara yang bebas penduduk. Lokasi ini berbatasan dengan tepi laut dan memiliki tambatan lepas pantai yang bisa menampung kapal-kapal besar. Dengan luas area 64 hektar, JIGT diproyeksi memiliki kapasitas penampungan hingga 6,3 juta barel.
Lokasi JIGT cukup strategis dan bisa menjadi pintu gerbang ekosistem perdagangan energi melalui koridor Singapura-Indonesia, yang memiliki porsi 30-35 persen alur perdagangan global untuk minyak dan LNG.
“Dalam pembangunannya, JIGT akan menerapkan aspek ESG dan bebas emisi. JIGT nantinya akan dioperasikan dengan menerapkan sistem digital sehingga lebih aman, handal dan efisien,” jelas Yoki.
Pembangunan JIGT terdiri dari beberapa tahap. Tahap pembangunan dimulai tahun ini dengan proses reklamasi, dilanjutkan dengan FEED (Front End Engineering Design) tahun 2024 dan konstruksi awal serta penguatan struktur di tahun 2025.
Sementara pengoperasian terminal akan dilakukan dalam beberapa tahap. Fase pertama periode 2027-2035, yakni operasional storage bahan bakar BBM , fase kedua 2035-2040 untuk pembangunan dan operasional storage LNG, FAME, dan UCO, serta fase terakhir tahun 2040 pembangunan dan operasional untuk storage hidrogen.