PGE Jajaki Pengembangan Panas Bumi di Kenya •

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, dan Board of Directors AGIL, Fred N. Ojiambo, usai menandatangani kesepakatan awal kedua pihak dalam kerja sama mengembangkan potensi panas bumi di Kenya. (Pertamina)

Jakarta, – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) jajaki kerja sama dengan Africa Geothermal International No. 1 Limited (AGIL No. 1) untuk mengembangkan potensi panas bumi pada konsesi Longonot di Kenya. Wilayah kerja panas bumi ini memiliki potensi pengembangan sampai 500 megawatt (MW), di mana 140 MW siap untuk dikembangkan.

Langkah kedua belah pihak ini dituangkan dalam sebuah Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani di Nairobi, Kenya pada Minggu (20/8). Penandatanganan kesepakatan awal tersebut dilakukan oleh Board of Directors Africa Geothermal International Limited (AGIL),  Fred N. Ojiambo, dan Direktur Utama PGE, Julfi Hadi.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan di sela kunjungan kenegaraan RI ke Kenya yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Turut hadir dalam kunjungan ini Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati.

AGIL adalah anak usaha dari AGIL No.1 yang merupakan perusahaan terbatas di Kenya yang bergerak di bidang pengembangan energi panas bumi. Salah satunya melalui wilayah konsesi Longonot di Kenya, yang memiliki potensi pengembangan sampai 500 MW.

Julfi menjelaskan, MoU dengan AGIL merupakan langkah strategis PGE untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan sumber daya panas bumi di mancanegara. Apalagi, Longonot memiliki keunggulan lokasi dan letak geologis yang menjadikannya sebagai prospek yang menarik.

“Melalui kolaborasi ini, PGE memiliki kesempatan untuk ikut andil dalam pengembangan energi baru terbarukan, sekaligus sebagai upaya untuk menjadi produsen geothermal global,” ucapnya.

Menurut Julfi, Afrika merupakan episentrum baru pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat menciptakan iklim investasi yang baik. Dalam bidang pengembangan panas bumi, Kenya menjadi negara terdepan di kawasan Afrika dengan kapasitas terpasang sebesar 865 MW dan berada di posisi ke-7 dalam peringkat global.

Sebagai produsen panas bumi, PGE maupun AGIL memiliki keahlian dan pengalaman yang sangat mumpuni dalam pengembangan geothermal sebagai energi terbarukan. Karena itulah, kerjasama pengembangan panas bumi ini diharapkan dapat meningkatkan eksposur bisnis kedua belah pihak.

“Kami optimistis, upaya strategis Pertamina Geothermal Energy di Afrika ini dapat mendukung target Perseroan dalam meningkatkan kapasitas terpasang, memperluas portofolio energi bersih secara internasional dalam rangka mencapai aspirasi perusahaan energi bersih dunia serta mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada sumber energi fosil,” ujar Julfi.