Proyek EBT Membludak, Kebutuhan Talenta Kian Besar •

Ilustrasi pemasangan PLTS di atap sebuah bangunan industri. (Prasetiya Mulya)
Tangerang, – Perkembangan energi baru terbarukan (EBT) terus bergeliat secara masif dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini sejalan dengan arah dunia menuju energi hijau. Pemerintah pun terus mendorong banyak proyek EBT di berbagai daerah.
Ambisi Pemerintah untuk mencepat pencapaian target Net Zero Emission (NZE) membuat kebutuhan talenta di bidang EBT sangat besar. Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengakui bahwa permintaan talenta-talenta di bidang EBT semakin besar dari waktu ke waktu.
“Saat ini sudah ada beberapa program studi yang berorientasi pada energi baru terbarukan, renewable energy, baik Diploma, S1, S2 dan S3. Ini untuk membangun SDM dan inovasi serta mendorong transformasi energi baru terbarukan di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Prof. Nizam, pada ajang Indonesia EBTKE ConEx 2023 ke-11, Rabu (12/7).
Salah satu kampus yang membuka keilmuan renewable energy adalah School of Applied Science Technology Engineering & Mathematics (STEM) Universitas Prasetiya Mulya yang sudah berdiri sejak tahun 2016 silam. Hadirnya STEM di Prasetiya Mulya sejalan dengan perkembangan bisnis yang semakin dinamis, khususnya di bidang energi terbarukan.
Head of Renewable Energy Engineering Study Program School of Applied STEM Prasetiya Mulya, Adinda Ihsani Putri, menjelaskan bahwa Prasetiya Mulya dari segi bisnis telah memiliki banyak experience. Ke depan, bisnis bukan hanya Food and Beverage, Fashion, atau hal seperti itu saja, namun juga bisnis berbasis sains dan teknologi sebagai bisnis masa depan.
“Hal tersebut yang mendorong Prasetiya Mulya membangun School of Applied STEM, salah satunya jurusan Renewable Energy Engineering,” ungkap Adinda dalam sesi diskusi di ajang Indo EBTKE Conex 2023.
Meski dalam ilmu sains, menurutnya, School of Applied STEM tetap pada DNA Prasetiya Mulya, yakni mengintegrasikan antara engineering dan bisnis. Lulusannya siap terjun ke industri energi terbarukan dengan arah menjadi Renewable Energy Engineer, Energy Auditor serta Energypreneur.
Mahasiswa bakal mendapatkan pengajaran sesuai dengan pengembangan kurikulum yang relevan, mulai dari teknis material, kajian keekonomian hingga financing. Dengan begitu, mahasiswa mampu mengerjakan proyek EBT, bukan hanya menguasai aspek teknis, namun juga memahami kontrak, hingga analisis keekonomian proyek.
Head of Renewable Energy Engineering Study Program School of Applied STEM Prasetiya Mulya, Adinda Ihsani Putri, di ajang Indo EBTKE ConEx 2023, Rabu (12/7).
“School of Applied STEM Prasetiya Mulya memfokuskan pada EBT dalam bentuk listrik baik dari sisi supply melalui energy conversion dan demand melalui energy management,” jelas Adinda.
Mahasiswa punya pilihan untuk mendalami energy conversion atau energy management. Pada energy conversion ada pilihan Solar PV, Biomass, Wind, dan Hydro. Sedangkan energy management lebih ke green energy building, green industry dan green transportation.
Dengan kurikulum itu, mahasiswa bukan hanya mempelajari satu keilmuan, melainkan multidisiplin, mulai dari Teknik Kimia, Teknik Mesin, hingga Teknik Elektro, yang diaplikasikan pada pembangkit listrik tenaga bioenergi, air, angin, dan matahari. School of Applied STEM Prasetiya Mulya juga telah memiliki fasilitas super lengkap untuk pembelajaran dan penelitian, mulai dari Lab Analysis and Testing, Lab Material and Device, Living Lab hingga software untuk simulasi seperti Ansys, Matlab, hingga AspenTech.