Resmi Melantai di Bursa, IPO MUTU Oversubscribed 252 Kali •

Pencatatan saham perdana MUTU International di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/8), dengan harga pembukaan Rp 108 per saham.
Jakarta, – PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (kode saham: MUTU) secara resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/8), dengan harga pembukaan Rp 108 per saham.
Melalui pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) ini, MUTU melepas sebanyak 942.857.200 lembar saham baru dengan total dana yang akan diperoleh sebesar Rp 101,82 miliar. Perusahaan di bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi (testing, inspection, and certification/TIC) ini menjadi emiten ke-60 yang melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia di tahun 2023.
Sebelumnya, MUTU telah merampungkan masa penawaran awal atau bookbuilding yang berlangsung 12–24 Juli 2023, dan masa penawaran umum pada 2–7 Agustus 2023. Selama masa penawaran itu, saham MUTU mengalami kelebihan pemesanan atau oversubscribed hingga 252 kali. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Menurut Presiden Direktur MUTU International, Arifin Lambaga, IPO ini menjadi momentum yang tepat bagi MUTU untuk menjadi perusahaan TIC berbasis Environment, Social, and Governance (ESG) terkemuka yang transparan, accountable dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh investor, masyarakat maupun stakeholder.
“Momentum ini membawa MUTU memasuki babak baru dalam industri TIC Tanah Air. MUTU siap menjadi salah satu perusahaan TIC yang dapat diandalkan tidak hanya di Indonesia namun juga di tingkat internasional,” ujar Arifin seusai pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia.
Setelah IPO, MUTU berencana menggunakan 66 persen atau sekitar Rp 67,20 miliar dari dana yang diperoleh untuk belanja modal (capital expenditure) guna mengembangkan laboratorium yang sudah ada maupun laboratorium baru yang nantinya akan menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi.
Sedangkan 34 persen sisanya atau sebesar Rp 34,62 miliar dan ditambah dengan seluruh dana hasil pelaksanaan waran sebesar Rp 76,37 miliar akan digunakan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, termasuk biaya umum dan administrasi.
Bursa Karbon
Direktur Operasional MUTU International, Irham Budiman, mengatakan secara sektoral bisnis TIC memiliki prospek cerah di Indonesia maupun secara global. Pasalnya, nilai pasar TIC Indonesia saat ini baru mencapai Rp 20 triliun, sementara nilai pasar TIC global di tahun 2027 diperkirakan mencapai US$ 270 miliar atau sekitar Rp 4.000 triliun.
“Kami optimis dengan peluang pasar yang masih sangat besar untuk dikembangkan oleh MUTU ke depan. Ditambah adanya bursa karbon yang peraturannya baru saja dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan. MUTU mendukung rencana OJK ini, karena MUTU sudah menjadi Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) Gas Rumah Kaca (GRK) yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN), dan menjadi LVV pertama yang terdaftar di Sistem Registrasi Nasional (SRN),” ungkap Irham.
Sebelum bursa karbon hadir di Indonesia, MUTU telah terlebih dahulu merambah pasar tersebut sejak tahun 2015. Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, MUTU telah memfasilitasi negara-negara Eropa untuk menerbitkan hingga ratusan sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC).
Saat ini, MUTU telah memiliki 1 kantor pusat dan 9 kantor cabang dan laboratorium di Medan, Pekanbaru, Pangkalan Bun, Samarinda, Batam, Pontianak, Makassar, Luwuk dan Banjarbaru. Ke depan, perusahaan ini menargetkan untuk melanjutkan ekspansi memasuki kota lain dengan membangun laboratorium dan kantor cabang diantaranya di Jawa Timur, Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Kalimantan.
Dari sisi kinerja keuangan, Direktur Keuangan MUTU International, Sumarna, melaporkan catatan kinerja yang solid hingga akhir 2022. Per Desember 2022, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan Rp 281,82 miliar atau naik 24,47 persen dibandingkan tahun 2021 yang tercatat Rp 226,41 miliar.
Sementara dari sisi bottom line atau laba tahun berjalan MUTU hingga akhir tahun 2022 tercatat sebesar Rp 36,78 miliar, tumbuh 90,38 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp 19,32 miliar.
“Kami bersyukur selama beberapa tahun terakhir MUTU masih bisa melanjutkan tren kinerja yang positif. Penjualan per segmen MUTU dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 menunjukkan pertumbuhan, di mana produk pengujian dan sertifikasi tumbuh dengan stabil,” jelasnya.