Upaya Restorasi Mangrove dan Akuakultur Berkelanjutan di Berau •

Peluncuran Program Mangrove Sahabat Tambak Lestari (MESTI) yang digagas oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dengan dukungan Chevron.
Berau, – Pemerintah Kabupaten Berau meluncurkan Program Mangrove Sahabat Tambak Lestari (MESTI), Rabu (6/9). Program yang digagas oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dengan dukungan Chevron ini akan berlangsung selama tiga tahun di Kampung Pegat Batumbuk, Tabalar Muara, dan Suaran, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
“Budidaya udang adalah sumber penghidupan utama bagi masyarakat di ketiga kampung tersebut, yang juga merupakan wilayah dengan hutan mangrove terluas di Kalimantan Timur. Berkembangnya budidaya tambak udang di wilayah ini perlu diikuti dengan adanya praktik yang berkelanjutan,” ujar Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas.
Dalam kesempatan itu, Bupati menegaskan Pemerintah Kabupaten Berau mendukung Program MESTI dalam melindungi mangrove dan meningkatkan penghidupan masyarakat pesisir. Apalagi, ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk melestarikan dan melindungi mangrove.
Hutan mangrove berfungsi sebagai habitat bagi keanekaragaman hayati yang unik. Budidaya udang di Berau umumnya memanfaatkan lahan mangrove untuk dijadikan tambak. Malahan, praktik ini dapat menurunkan kualitas air, sehingga menurunkan hasil panen, yang menyebabkan petani udang membuka lahan lebih luas lagi.
“Program MESTI hadir untuk mengubah praktik ini,” ujar Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto.
Herlina menjelaskan, YKAN mengembangkan metode akuakultur berkelanjutan, yakni Shrimp-Carbon Aquaculture (SECURE). Pendekatan ini bertujuan meningkatkan ketahanan pesisir dengan merestorasi ekosistem mangrove hingga 80 persen dari total area tambak dan mengoptimalkan area yang tersisa untuk praktik budidaya tambak udang berkelanjutan, serta mampu memberikan produktivitas yang optimal.
“Ini solusi yang saling menguntungkan. Petani tambak dapat menggunakan lahan yang lebih kecil untuk mendapatkan hasil yang minimal sama dengan jika menggunakan lahan yang luas dan mangrove di sisa lahan tambak dapat tumbuh kembali secara alami,” ujarnya.
Country Director Pact untuk Indonesia, Ayi Farida, menyampaikan, Pact akan membantu meningkatkan kapasitas petani tambak udang, termasuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan yang bisa diperoleh, melalui pelatihan, pengembangan keterampilan berusaha, dan akses ke pendanaan. Untuk mendorong penerapan budidaya udang berkelanjutan dengan model SECURE di Kabupaten Berau, Program MESTI memberikan insentif bagi para petani tambak yang mau bertransisi.
“Pact komitmen untuk mendukung petani tambak meningkatkan bisnis mereka secara berkelanjutan dan membuka akses ke pasar. Dengan cara ini, SECURE tidak hanya akan memberi manfaat secara ekologi, tetapi juga manfaat sosial dan ekonomi,” ujar Ayi Farida.
Sementara Country Manager Chevron Indonesia, Wahyu Budiarto, mengingatkan bahwa peningkatan penghidupan petani tambak sangatlah penting. Akan lebih efektif apabila para petani dibantu mengembangkan akuakultur berkelanjutan, dan pada saat yang bersamaan, mereka juga terlibat dan belajar secara aktif dalam mengelola, menjaga, dan merestorasi mangrove di dalam kampung mereka.
“Chevron menyadari pentingnya melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia. Sejak 2018, Chevron dan mitra swasta lainnya mendukung program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) yang berjalan selama lima tahun di Suaka Margasatwa Muara Angke di Jakarta, yang diinisiasi oleh YKAN. Kami bangga bekerja sama dengan YKAN, Pact, dan Pemerintah Kabupaten Berau untuk membantu melestarikan mangrove dan menyejahterakan masyarakat Berau,” ungkap Wahyu.